Wednesday, 1 May 2019

MENGAPA PALESTINA?

Banyak pertanyaan bermunculan dari generasi millenial yang ‘kepo’ tentang urgensi membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sebelum menanggapi pertanyaan tersebut, mari kita bersyukur atas nikmat Allah yang telah memerdekakan Indonesia berkat jasa para pahlawan-pahlawan kita sejak 17 Agustus 1945. Sementara Palestina hingga detik ini belum merdeka layaknya negara Indonesia yang sudah merdeka dari para penjajah. 


Alangkah baiknya kita renungkan sejenak kondisi diri kita dan dunia saat ini. Selama ini manusia, terutama ummat Islam mengalami kehancuran yang ditimbulkan oleh peradaban Barat yang menjauhkan kita dari nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, kita dijauhkan dari kebenaran yang hakiki yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah.


Tentu keadaan saat ini adalah sebuah proses yang panjang sejak ekspansi peradaban Islam setelah Rasulullah SAW wafat, dilanjutkan para khalifah dan seterusnya hingga peradaban Islam bercahaya di seluruh dunia. Itulah bukti kekuatan Islam yang akan kembali menguasai dunia setelah kondisi terburuk saat ini kita lewati dan hadapi sirna di akhir zaman. 


Fenomena yang berkecamuk di Palestina adalah sejarah panjang kaum Zionis Yahudi untuk mewujudkan mimpi mereka membentuk negara Israel atau Greater Israel atau Eretz Yisrael. Sadarilah, bahwa kerusakan terbesar yang ada di muka bumi ini adalah jauhnya kaum Muslimin dengan sumber kebenaran yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah. Sehingga membuat kita tidak faham atau bahkan acuh terhadap urgensi  memahami permasalahan Palestina dan bahkan sering kita dengar pernyataan generasi millenial di Indonesia yaitu "Lah buat apa sih kita mikirin Palestina? Toh negara kita sendiri aja udah banyak banget masalahnya!" Dampaknya, generasi millenial amat sangat tidak bangga terhadap identitasnya sebagai Muslim dan bahkan menjadi bagian yang merusak agamanya sendiri.



Padahal penyebab utama kerusakan dan kesesakkan di dada generasi millenial adalah malasnya kita mempelajari agungnya sejarah peradaban Islam, terutama konflik di Palestina. Saya teringat dengan seorang guru saya yang mengatakan, “Kalau kamu mau tahu siapa yang sedang menguasai dunia saat ini? Maka, lihatlah kondisi Masjidil Aqsa! Siapa yang sedang berkuasa atasnya?”. Jelas bahwa kaum Yahudi sedang mendirikan sebuah negara Israel di atas tanah Palestina.



Permasalahnnya bertambah rumit karena Palestina diperebutkan oleh tiga agama sekaligus, yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen. Namun, Islam yang kita imani sebagai ‘the way of life’ kini dipecahkan oleh agenda besar musuh-musuh Islam dengan memisahkan agama kita dengan politik. Teman saya pernah mewawancarai langsung dr. Gamal Albinsaid, beliau mengatakan, “Bagaimana bisa kita menjadi apolitik atau anti politik sementara harga beras yang kita makan hari ini ditentukan oleh kebijakan politik.” Dan saya pernah membaca sebuah pernyataan dari seorang penyair asal Jerman bernama Bertolt Brecht bahwa, “Buta yang terburuk adalah buta politik, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam perisitiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri politisi buruk, rusaknya perusahan nasional dan multinasional.” 



Keadaan yang paling menyesakkan dada adalah hampir mayoritas kaum Muslimin mengidap penyakit Islamophia, akibat dari ketidaktahuan tentang sejarah panjang peradaban Islam yang agung. Bahkan, ummat Kristen mengidap penyakit yang hampir sama bahwa mereka kebingungan dengan konsep ketuhanan mereka dan memisahkan kekuasaan Tuhan dengan kekuasaan Raja (sekulerisme). Sedangkan Yahudi bekerja sama dengan ummat Kristen untuk mengambil para ahli tafsir bible mereka dengan tujuan menguatkan kaum Zionis mengambil dalil-dalil dari bible mereka untuk menguasai tanah Palestina, sebagaimana iman mereka terhadap Palestina adalah tanah yang dijanjikan. Problematika teks bible adalah misteri bagi setiap ummat Kristen bahwa sampai detik ini mereka tidak mengetahui secara pasti siapa yang menulis bible. Sedangkan al-Qur’an adalah kebenaran yang dibuktikan tanpa keraguan sedikitpun karena tidak pernah berubah sepanjang Rasulullah SAW menerima wahyu langsung dari Allah melalui malaikat Jibril hingga saat ini dan sampai hari kiamat telah dijamin terpelihara dengan penjagaan langsung oleh Tuhan semesta alam, Allah SWT.  



Tulisan ini akan saya uraikan dengan beberapa pernyataan generasi millenial yang dikatakan seorang pengarang Simon Sinek bahwa, “Apparently Millenials, as generation which is a group of people were born approximately 1984 and after are tough to manage, they’re accused of being entitled, narsisstic, self-interested, unfocused, lazy.” Kata terakhir yang mendefinisikannya adalah malas. Mungkin kata tersebut menjadi penyebab terbesar kita tidak cinta terhadap agama Islam yang mulia. Sebab kita malas membaca sejarah Islam, malas mencari tahu kisah para pejuang-pejuang Islam, malas mempertajam wawasan kita terhadap sejarah Palestina itu sendiri, atau bahkan biografi Rasulullah SAW (sirah nabawiyah) belum khatam kita baca.  Semoga siapapun yang membaca tulisan ini semakin bersemangat untuk memperkuat akal, hati dan bahkan keimanan kita dengan sejarah.  آمين



Kali ini saya berusaha mencari tahu apa yang menjadi penghambat generasi millenial untuk memahami konflik Palestina. Ternyata kebanyakan dari mereka tidak tahu keutamaan Masjid al-Aqsa, fakta atau bahkan prinsip seputar permasalahan Palestina. Mari kita mulai dengan menguraikan berbagai pernyataan dan pertanyaan yang sering terdengar di masyarakat kita pada umumnya terutama generasi millenial ini guys! 



A. Ngapain sih kita mikirin Palestina, hidup kita di Indonesia saja sudah menguras tenaga dan fikiran kita? Eh malah ngurusin negara orang lain!



Saudaraku, sadarilah dua identitas kita yaitu sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan Muslim. Maka, kembalilah kepada konstitusi kita tepatnya pada pembukaan UUD 1945, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Bukankah sebagai warga negara Indonesia yang punya negara merdeka wajib untuk memperjuangkan kemerdekaan seluruh bangsa dan negara di dunia ini? Bukankah terbebas dari penjajah adalah hak yang paling mendasar yang berhak kita rasakan? Ketahuilah bahwa Palestina adalah negara yang mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Bukankah kita sangat berhutang budi besar kepada Palestina? Apalagi kita sebagai seorang Muslim, Palestina adalah bukti sejarah pejuangan para Nabi dan generasi penerusnya dalam menyebarkan Islam yang mulia. Manusia pertama yaitu Nabi Adam as bahkan mendirikan Masjid al-Aqsa untuk pertama kalinya. Nabi Musa as pernah berhijrah dari Mesir ke Palestina. Nabi Isa as lahir dan dibesarkan di Palestina. Tak kalah agungnya sejarah Palestina bahwa Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah shalat melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada tahun 621 M. Perjalanan tersebut diabadikan Allah dalam Surat Al Israa’, 



سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚإِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”


Faktanya, kebanyakan dari kita malas untuk mencari tahu realitas berita di dunia saat ini. Sehingga, jiwa dan akal kita lemah untuk menyadari bahwa musuh utama kita terutama ummat Islam adalah Yahudi-Zionis yang dari zaman ke zaman menjauhkan kita dari agama yang kita yakini berupa hiburan yang melalaikan, dunia fashion yang mengumbar aurat, makanan yang berlebih-lebihan sehingga membuat kita lupa dengan nasib saudara kita yang tidak makan di luar sana, kehidupan materialisme yang seringkali mematikan hati nurani kita ketika melihat kekejaman Zionis Israel menyiksa wanita-wanita Palestina, membunuh anak-anak yang tidak berdosa dan merobohkan tempat tinggal mereka, dan kejahatan lainnya. Permasalahan Palestina adalah permasalahan yang memiliki dimensi kemanusiaan yang sangat kental. Superioritas Zionis-Israel di dunia sangatlah jelas menjadi pusat penentu kebijakan-kebijakan internasional, terutama di bidang politik, media, maupun ekonomi. Gerombolan Yahudi-Zionis yang membiarkan kehidupan rakyat Palestina terlunta-lunta  dan sejarah telah membuktikannya. Palestina menjadi tolak ukur utama kemerdekaan dunia dari penjajahan di muka bumi ini. Maka, seharusnya setiap negara di dunia menjadikan pembebasan Palestina dari mega-proyek Zionisme sebagai agenda utama sehingga dengan otomatis akan memerdekakan tanah Syam, Muslim di Ughyur, Rohingya, Kashmir, Sri Lanka, dan di seluruh dunia. Jadi, apakah kita sudah faham sampai disini? Kesimpulannya dari kondisi dunia saat ini adalah ummat Islam VS Zionisme Internasional. Jadi, kita tidak perlu pusing atau kebingungan lagi memikirkan kepada tiba-tiba ada masjid di Christchurch di bom, kok bisa ya kota Damaskus yang sangat indah dengan jejak para penuntut ilmu dan sejarah para ulama dihancurkan, Indonesia kok tidak bisa menikmati kekayaan emas nya sendiri di Freeport sana ya, kok orang Rohingya di Myanmar dibakar, kenapa kekuatan militer Mesir justru mengkudeta Presiden Morsi yang terkenal dengan keshalihan dan kepemimpinannya yang adil, dan kejanggalan lainnya yang terjadi di dunia saat ini.  Dan ingatlah, ummat Islam tidak memerangi Yahudi karena ke Yahudian mereka. Kaum Muslimin memerangi Yahudi-Zionis adalah karena mereka telah merampas bumi Palestina, mengusir penduduknya, dan menodai tempat-tempat sucinya terutama menistakan Masjid al-Aqsa.



B. Yang bikin bingung nih.. Apaan sih perbedaan Yahudi, Zionisme dan Israel..?!



Yahudi itu agama, tapi secara konsep gak terbatas hanya agama saja. Yahudi juga merujuk kepada etnis dan suku. Mayoritas penganut agama Yahudi, biasanya faktor keturunan guys! Kalau kita gak ada darah kesukuan Yahudi, sangat sedikit sih orang biasa yang bisa memeluk agama Yahudi. Beda banget sama Islam, kalau mau memekuk agama Islam ya bebas-bebas aja dari latar belakang apapun.  



Zionisme adalah sebuah gerakan politik berkelas Internasional loh guys! Berdiri di Basel, the capital city of Switzerland pada bulan Agustus 1897. Pendiri gerakan Zionis namanya Theodore Herzl. Tujuan mereka bikin gerakan ini supaya hilang seluruh hak penduduk Arab-Palestina terhadap kampung halaman mereka. Kalau pokok-pokok pemikirannya enggak jauh dari pemikiran Sekulerisme dan Sosialisme. Nah karena warga Yahudi tersebar di seluruh dunia, Theodore Herzl pengen banget membangun negara sendiri dengan merampas tanah Palestina. Sehingga terbentuklah yang namanya negara Israel. 



Nah, Israel itu sebuah negara yang mayoritas beragama Yahudi. Sejak berdirinya negara Israel, Indonesia gak pernah punya hubungan diplomatik apapun dengan Israel karena Indonesia gak mau mengakui Israel sebagai negara yang didirikan di atas negara Palestina. Dan juga kebijakan negara Israel gak sesuai sama UUD 1945 tentang penjajahan. 




C. Terus kenapa fokusnya ke Palestina aja? Lebih spesifik lagi kenapa kota Yerussalem (al-Quds) yang diperebutkan?



Ya, karena ada Masjid al-Aqsa disana. Izinkan saya mengutip dari tulisan Dr. Muhsin Muhammad Shaleh (dosen pada kajian Palestina dan sejarah Arab serta mantan ketua jurusan sejarah dan peradaban di Universitas Islam Internasional Malaysia dan direktur utama Al-Zaituna Center for Studies and Consulting Beirut Libanon), beliau mengatakan bahwa ada 7 keistimewaan Masjid al-Aqsa yaitu;



(1) Kiblat pertama ummat Islam.

(2) Masjid kedua yang dibangun di muka bumi seperti dinyatakan di dalam hadits.

(3) Satu dari tiga masjid yang memiliki kedudukan penting dalam Islam. 

(4) Palestina adalah terminal akhir perjalanan isra’ Nabi Muhammad SAW dan sekaligus titik awal mi’rajnya ke langit untuk menerima perintah shalat lima waktu, seperti telah disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat 1.

(5) Negeri para Nabi, dimana banyak nabi-nabi dilahirkan, hidup dan dimakamkan disana, seperti Nabi Ishak, Ibrahim, Sulaiman, Musa, Daud, dan lain-lain.

(6) Palestina juga adalah negeri tempat dikumpulkan dan dihidupkan kembali semua ummat manusia, dari sejak Nabi Adam hingga generasi akhir zaman. Tempat domisilinya darul Islam. Orang yang teguh untuk tetap tinggal disana karena Allah, bagai seorang mujahid yang berjihad di jalan-Nya.

(7) Pusat berkumpulnya generasi kedua dari kelompok yang ditolong Allah hingga hari Kiamat.





D. Mengapa Allah tidak segera menurunkan pertolongan kepada bangsa Palestina? 


Ada satu ceramah dari ulama asal Indonesia yang dikenal dengan nama UAS atau Ustadz Abdul Somad, saya pernah mendengar salah satu ceramah beliau tentang pertanyaan beliau kepada guru beliau ketika kuliah di Al Azhar Kairo yang bernama Syeikh Muhammad Jibril. Beliau nanya gini, “Mengapa Allah tak binasakan Israel?” Lalu guru beliau menjawab, “Kalau Allah membinasakan Israel lalu kau mau masuk Syurga pakai apa? Allah biarkan mereka hidup supaya kau berjihad di jalan Allah.”



Ketauhilah bahwa kelak Allah akan bertanya kepada kita semua tentang apa kontribusi kita terhadap kemerdekaan Palestina. Allah sudah menjanjikan ketika Palestina merdeka maka tidak lama lagi kiamat kubro akan menghancurkan bumi dan seisinya. Maka, Allah membiarkan Palestina merdeka di akhir-akhir zaman ini supaya kita punya amal jihad. Kesimpulannya, ini semua adalah seleksi Allah. Allah ingin seleksi ini guys siapa sih hamba-hambanya yang mau berjuang untuk Islam dan kemerdekaan Palestina. Wallahu’alam.



E. Jangan suudzon mulu, emangnya apaan sih proyek Yahudisasi al-Quds?



Mengutip dari tulisan Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, beliau mengatakan bahwa Zionis memfokuskan diri pada proyek Yahudisasi kota al-Quds atau yang disebut Yerussalem. Maka, mereka menguasai 86% wilayah Yerussalem dan mengisinya dengan para imigran Yahudi (tahun 2010 ada sekitar 490.000 orang Yahudi di al-Quds, sementara warga Palestina hanya sekitar 276.000 jiwa). Dan di kawasan timur al-Quds yang disitu terletak Masjidil Aqsa terdapat 200.000 pemukim Yahudi dan mereka membentengi wilayah ini dengan pagar pembatas pemukiman-pemukiman Yahudi sehingga menjadikan wilayah ini terpisah dari wilayah yang dihuni bangsa Arab Muslim lainnya. Kemudian mereka mendeklarasikan bahwa Yerussalem adalah ibu kota abadi bagi entitas Yahudi-Zionis (jadi inget pak Donald Trump pernah berpidato dengan statement ini dan tersebar di media international, naudzubillah deh pokoknya). Disamping itu, Yahudi-Zionis pun menguasai Masjid al-Aqsa. Mereka mencaplok dinding barat Masjid al-Aqsa atau terkenal dengan dinding Buraq, dan menggusur tanah perkampungan Magharibah (Barat) yang bersebelahan dengannya. Hingga saat ini, Yahudi telah merampungkan sepuluh tahapan pembuatan terowongan di bawah Masjid al-Aqsa dan sekitarnya. Ada 13 terowongan sudah selesai dan 12 terowongan lainnya masih under construction guys! Sudah jadi impian mereka yaitu merobohkan Masjid al-Aqsa kapan saja. Ketika runtuh mereka akan membangun Haikal (Kuil) Sulaiman di atas reruntuhannya. Agustus 1969 Masjid al-Aqsa pernah dibakar dan sudah banyak sekali upaya penodaan terhadap Masjid al-Aqsa, khususnya paska Kesepakatan Oslo 1993. 



Waspadalah terhadap Yahudisasi al-Quds :

(1) Menguasai 86% wilayah al-Quds.
(2) Mengisolasi wilayah Arab-Islam dari wilayah lainnya.
(3) Mendeklarasikan al-Quds sebagai ibu kota abadi Yahudi-Zionis.
(4) Mencaplok dinding barat Masjid al-Aqsa.
(5) Menggusur perkampungan barat al-Aqsa.
(6) Menggali terowongan di bawah Masjid kita ini guys! Nah terus bangun Kuil Sulaiman deh, naudzubillahimindzalik. 


Makar Allah lebih berbahaya sih guys! Saya percaya janji Allah dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 54, Allah berfirman;



وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ



“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”




F. So, kita bisa bantu apa nih guys buat Palestina? 



Ada 3 hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kepedulian kita terhadap perjuangan rakyat Palestina. Secara nih guys, kita gak mungkin kan perang secara fisik kesana. Bukan apa-apa sih, fisik mereka lebih kuat dan jangan tanya lagi iman mereka yang sangat kokoh membuat mereka bertahan walaupun harus memperjuangkan tanah air mereka dengan darah dan air mata. Dan wanita Palestina itu kalau melahirkan bisa kembar 3 atau lebih loh, ibaratnya orang Israel bunuh mereka yaitu 1 warga Palestina eeehhh tumbuh 1000. Mati 1 tumbuh 1000. Yang mati 1, yang lahir bisa banyak banget guys! Sudah begitu guys, di Gaza salah satu kota di Palestina, mereka punya target 1 rumah wajib ada 1 hafidz 30 juz. Kebayang gak bagaimana kondisi ruhiyah mereka yang tenang serta bergembira menjemput kesyahidan. 



Oh iya balik lagi apa sih 3 bentuk bantuan tersebut? Yang pertama, infaq. Mereka itu menjalani kehidupan yang sama seperti kita, makan, minum, sekolah, ada parlemen juga disana, ada petani yang menanam buah zaitun, dan lain sebagainya. Maka, mereka butuh infaq kita untuk menjalani kehidupan mereka karena Israel menaikkan harga bensin disana di luar nalar manusia. Makanan, sumber air, kebutuhan sehari-hari mereka di boycott Israel sehingga mereka butuh infaq kita untuk bertahan hidup. Mereka butuh infaq kita buat bikin senjata untuk berperang melawan Zionis Israel. Tentu masih banyak lagi kebutuhan-kebutuhan mereka. Insya Allah rezeki dan kehidupan kita makin berkah deh kalau rajin infaq buat Palestina.



Yang kedua, sosialisasi. Kita wajib mensyiarkan berita realitas seputar perjuangan rakyat Palestina. Minimal kepada keluarga kita, terutama anak kita sendiri supaya mereka tahu di belahan dunia lain yaitu bumi Palestina sedang dijajah dan kita harus menjadi agen perubahan yang bakal ngebantu kemerdekaan Palestina. Gak semua orang faham tentang konflik Palestina, nah makanya kita harus meng edukasi masyarakat tentang prahara Palestina. 



Yang ketiga, do’a. Do’a adalah selemah-lemahnya iman. Do’a adalah senjata ummat Islam. Nafas kita harus panjang, jangan lupa guys senantiasa panjatkan do’a agar Palestina segera merdeka sehingga kita bisa shalat berjama’ah di Masjid al-Aqsa. Do’a itu bukti cinta juga loh terhadap Palestina, sebab kita selalu mengingatnya dan menyebutnya di dalam setiap do’a-do’a kita. 



With love,

Fatmah Ayudhia Amani
1 Mei 2019