Sunday, 19 August 2018

ISLAMIC ARTS MUSEUM MALAYSIA

Alhamdulillah di pagi hari pada tanggal 28 Juli 2018 saya berkunjung ke sebuah museum di Kuala Lumpur. Saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke museum tersebut sebelum malamnya saya akan menghadiri resepsi pernikahan sahabat saya, Yang Rafyiqa dan Omair Zahid. Perjalanan saya ke Kuala Lumpur kali ini memang niat awalnya hanya ingin bersilaturahim dan menghadiri resepsi sahabat saya, namun dikarenakan ada om dan tante saya yang ikut dalam perjalanan kali ini sehingga kami memutuskan untuk jalan-jalan sejenak di kota Kuala Lumpur. 

A’la kulli haal, saya akan menceritakan sedikit  pengalaman yang sangat berkesan di hati saya pada saat berkunjung ke museum tersebut. Sebelumnya semasa SMA dulu, saya sudah pernah berkunjung ke museum tersebut dengan guru-guru dan teman-teman di sekolah Adni Islamic School namun kali ini rasanya sangat berbeda. Mungkin karena saya sedang kuliah yang jurusannya berhubungan dengan apa yang ada di museum tersebut sehingga memberikan banyak hikmah yang luar biasa.  Museum tersebut terletak sangat strategis di pusat kota tempat para turis berkunjung, namanya Islamic Arts Museum Malaysia. Pertama kali masuk ke museum tersebut kita akan melihat satu per satu bangunan masjid di seluruh dunia beserta informasi siapa arsitek yang membangunnya dan sejarah singkat masjidnya. Disana ada Masjid Al Aqsa, masjid yang terkenal di Cordova, Masjid Xian di China, masjid yang ada di Mexico yang berbentuk seperti rumah suku Indian, masjid sekaligus makam perawi hadis Imam Bukhari, masjid bersejarah di Mesir, masjid di Iraq dan masjid-masjid lainnya di seluruh dunia  beserta di dinding-dinding nya kita akan diberikan info sejarah lengkap tentang berdirinya masjid-masjid tersebut. Menurut saya, jika kita adalah seorang arsitek Muslim kita wajib melihat bagian museum yang satu ini agar termotivasi memiliki visi dan misi kelak dapat berkontribusi untuk ummat dengan membangun masjid, kemudian agar kita belajar betapa hebatnya para arsitek pada zaman dahulu kala membangun Masjid megah disertai seni ukir yang menghiasi masjid nya dan juga setiap negara memiliki ciri khas masing-masing. 

Setelah itu saya masuk ke ruangan berikutnya yaitu tentang Al Quran. Saya melihat gambar dan juga beberapa informasi sejarah tentang pengumpulan Al Quran di zaman sahabat, saya melihat juga beberapa bukti sejarah bagaimana Al Quran ditulis dari yang belum ada harakat (tanda baca) sama sekali hingga perkembangan Al Quran saat ini mudah untuk dibaca. Kemudian, saya melihat beberapa jenis khat (gaya penulisan) Al Quran di seluruh dunia. Hingga akhirnya saya menemukan sebuah bagian yang sangat menarik, ada motif cover Al Quran dari Jawa, China, dan dari berbagai Negara lainnya. Dan yang paling mengesankan di bagian sebelah kanan, ada sejarah singkat tentang rekam jejak Masjid Al Aqsa yang dahulu kala dijadikan pusat peradaban dunia dikarenakan letaknya sangat strategis berada di tengah-tengah antara benua Eropa, Asia, dan Afrika. Kemudian ada bagian dimana terdapat buku-buku ilmu pengetahuan yang diabadikan tentang ilmu astronomi, ilmu tentang perbintangan, kalender zaman dahulu kala, dan beberapa ilmu pengetahuan lainnya yang berasal dari Islam. Sangat menakjubkan semua ilmu tersebut datangnya dari Islam dan membuat saya tercengang-cengang buku-buku tersebut masih ada dan terawat diabadikan di museum tersebut.

Masuk ke ruangan berikutnya, kita melihat sejarah Islam masuk ke negeri China, India, dan Negara lainnya. Menunjukkan bahwa penyebaran Islam sangat luas hingga saya melihat sendiri masuknya Islam ke sebuah Negara memiliki cara yang unik, misalnya di China ada beberapa hiasan khas guci beling bermotif rukun Iman ada 6 dengan motif ukir China. Kita juga melihat baju-baju Muslim khas dari Negara-negara di seluruh dunia. Saya juga berkesempatan melihat pakaian perang sampai pakaian pernikahan Muslim khas di sebuah Negara yang sesuai dengan syariat Islam. Ada juga pedang-pedang, senjata di zaman Turki Utsmani, furniture kerajaan di Turki, India dan masih banyak lagi yang saya lihat di bagian museum yang satu ini. Di setiap pojokan museum selalu ada penggalan ayat Al Qur'an atau penggalan hadis yang berkaitan dengan barang peninggalan sejarah yang ditampilkan di museum tersebut. Di akhir dari bagian museum yang satu ini ada bagian yang berkesan di hati saya karena disana ada pojokan sejarah tentang Palestina yang mengingatkan setiap pengunjungnya bahwa kita tidak boleh melupakan Palestina sedikitpun. Dan perasaan tersebut hanya akan abadi di hati kita ketika kita memahami sejarah Palestina secara rinci. Sejarah telah mencatat penjajahan Israel terhadap Palestina sangatlah keji dikarenakan mereka menjajah lahir dan batin dengan merebut tanah suci Umat Islam yang di dalamnya terdapat Masjid Al Aqsa, masjid tempat Rasulullah SAW memijakkan kaki untuk naik ke sidratul muntaha. 

Berikut ini adalah informasi sejarah Palestina yang dirangkum oleh museum tersebut;

Palestine: The Forgotten History and Culture (Sejarah Dan Budaya Yang Dilupai)
Judul bagian museum ini diterjemahkan dalam Bahasa Melayu

60 AD (60 M)
63 : Palestine part of the Roman Empire

600 AD (600 M)
638 : Caliph Umar captures Palestine
685 – 705 : Caliph Abd Al Malik builds the Dome of the Rock

700 AD (700 M)
705 – 715 : Caliph Al Walid constructs Al Aqsa Mosque

1000 AD (1000 M)
1071 : Seljuks capture Jerusalem
1099 – 1187 : Crusaders establish the Kingdom of Jerusalem

1100 AD (1100 M)
1187 : Salahuddin defeats Crusaders and takes Jerusalem
1187 – 1260 : The Ayyubid dynasty rules Palestine


1200 AD (1200 M)
1260 : The Mamluks defeat Ayyubids and rule Palestine from Cairo

1500 AD (1500 M)
1517 – 1917 : Palestine becomes part of the Otoman Empire

1800 AD (1800 M)
1882 – 1903 : First waves of Jewish immigrants enter Palestine from Eastern Europe
1896 : Theodor Herzl, an Austro-Hungarian Jewish writer, advocates the establishment of a Jewish state

20th Century AD (Abad ke 20 M)
1904 – 1914 : Second wave of Jewish immigrants
1909 : Tel Aviv founded

1910 AD (1910 M)
1916 : Sykes-Picot Agreement divides Arab provinces of the Ottoman Empire between Britain and France
1917 : The Balfour Declaration states that the British government ‘’views with favour the establishment in Palestine of a national home for the Jewish people’’
1918 : Palestine occupied by Allied forces under General Allenby
1919 : First Palestinian National Congress in Jerusalem sends memoranda to Paris Peace Conference rejecting Balfour Declaration and demanding independence

1920 AD (1920 M)
1922 : - British colonial secretary Winston Churchill issues White Paper excluding Transjordan from the scope of Balfour Declaration
- First British cencus of Palestine shows 78% Muslim Arab, 11% Jewish, 9.6% Christian Arab

1930 AD (1930 M)
1939 : British Parliamet votes for conditional independence for unitary Palestinian state after 10 years, admission of 15,000 Jewish immigrants annually into Palestine for 5 years, and protection of Aplestinian land right against Zionist acquisition

1940 AD (1940 M)
1945 : British foreign secretary announces continued Jewish immigration into Palestine after the exhaustion of the 1939 quota
1947 : UN General Assembly recommends partition plan allocating 56.5% of Palestine to Jewish state and 43% to Arab state. Jerusalem to have international status
1948 : State of Israel proclaimed in Tel Aviv. The armies of Jordan, Syria, Egypt, Lebanon, and Iraq invade the new state. Exodus of Palestinians from their homeland

Setelah itu saya turun ke bawah untuk melihat pameran baru di museum tersebut yaitu biografi imam mazhab "Imam Syafi'i" hingga dipamerkan beberapa gambar makam beliau di Mesir. Berikut ada beberapa yang saya ambil;













Dan berikutnya saya masuk ke ruangan museum khusus menjelaskan sejarah Ibnu Sina dan sejarah perkembangan ilmu kedokteran pada zaman keemasan peradaban Islam di Spanyol dan negara-negara lainnya;





















 


Wednesday, 11 July 2018

COVERING THE 'AWRAH ( عورة )‎

Pembahasan kali ini adalah sebuah 'reminder' bagi penulis dan siapapun yang membaca tulisan ini agar Allah berikan hidayah, karena hidayah tidak bisa didapatkan dengan berdiam diri atau menunggu. Hidayah harus dicari, dikejar, dan diusahakan. Selebihnya hidayah adalah hak prerogatif Allah, bahkan terkait dengan hidayah menutup aurat. Mengapa membahas tentang hal yang sensitif bagi sebagian perempuan? Because the covering of 'awrah  عورة‎ atau menutup aurat atau covering one's nakedness is considered as another requirement of inter-gender interaction to show the observance of Islamic modesty. Tidak hanya itu, to protect the honour and dignity. Dan juga, bentuk ketaatan kita kepada Tuhan yang menciptakan tubuh kita. Semoga ada manfaatnya dari tulisan ini. Semoga kita dimudahkan Allah agar istiqomah menutup aurat sampai mati.

Mengapa menunda untuk menutup aurat dengan sempurna? 
Sedangkan kita tidak akan mampu menghitung-hitung nikmat Allah yang berlimpah diberikan kepada kita. Bukankah salah satu cara mensyukuri nikmatNya dengan mentaatiNya dan meningkatkan ibadah kita kepadaNya?

Mengapa ragu untuk menutup aurat dengan sempurna? 
Sedangkan segala kesuksesan yang kita raih bukan hasil usaha manusia belaka, namun campur tangan Allah sangat besar dalam mewujudkannya. 

Mengapa tetap mengatakan,
Tanpa berhijab aku tetap sukses kok meraih mimpi menjadi dokter.
Bisa jadi arsitek yang terkenal tanpa berhijab. 
Orang tetap menghargai karya-karyaku tanpa aku harus berhijab.
Bahkan aku sukses membesarkan dan mendidik anak-anakku.
Aku berhasil dengan kerja kerasku seutuhnya! 

Bukankah itu semua kita raih karena Allah yang memudahkannya? 
Bukankah kesuksesan yang disebutkan di atas terjadi adalah atas izin Allah?
Bukankah kata Allah di dalam kitabNya,  ۚ

 إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ 
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”

Kemuliaan yang Allah anggap, bukan kemuliaan suku, ras, golongan atau apapun, melainkan ukuran sebuah ketaqwaan. Semakin bertaqwa seseorang, semakin mulia orang tersebut di sisi Allah. Indikator manusia yang sukses bukan semua hal yang bersifat duniawi, namun bagaimana amal yang kita kerjakan memberatkan timbangan kita di akhirat. Taqwa itu no.1, Allah hanya ingin menilai ketaqwaan seorang hamba. 

Mengapa kesuksesan kita bukan dinilai dari prestasi dunia? 

Karena kalau sukses diukur hanya dengan ukuran dunia saja, bagaimana dengan orang miskin yang susah hidupnya, apakah Allah akan membiarkan mereka sengsara di akhirat sementara di dunia sudah susah payah bersabar? Kalau dia beriman dan sabar, Allah akan memasukkannya ke surga lebih dulu dibanding orang kaya karena hartanya tidak banyak yang perlu dihisab. 

Karena kalau sukses diukur dengan pandangan manusia saja, bagaimana dengan manusia yang hidupnya diuji dengan ujian yang bertubi-tubi tanpa henti? Susah punya anak, perusahaan bangkrut, orangtua meninggal dunia sehingga menjadi yatim piatu, mobil hilang, anak durhaka, harta musnah disebabkan bencana kebakaran atau bencana alam lainnya, dan segala bentuk cobaan lainnya. Lantas, apakah mereka hina dengan cobaan mereka? Tidak. Allah akan meninggikan derajat mereka di akhirat karena dengan cobaan tersebut mereka tetap beriman, sanggup bersabar dan mengambil hikmah. Allah akan masukkan ke dalam surga lewat pintu sabar, dan Allah akan berikan tiket khusus masuk surga karena kelelahannya di dunia sudah berakhir di akhirat.

Karena kalau sukses ukurannya dengan kesuksesan duniawi, bagaimana dengan orang kafir atau non muslim yang kaya raya, terkenal, sukses berbisnis, dan lain sebagainya? Bukankah syarat masuk surga adalah dengan iman? 

Bagaimana dengan Fir'aun yang kerajaan dan tahta nya megah kemudian mengaku dirinya sebagai Tuhan namun Allah binasakan dengan kehinaan?

Bukankah Allah hanya memberikan surga kepada manusia yang bersaksi dengan syahadatain? Syahadatain (dua kalimat syahadat) adalah gerbang masuk surga karena telah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan yang tidak ada selainNya yang berhak disembah dan Muhammad Saw. adalah utusanNya yang membantu kita untuk mentaati Allah.

Mengapa menolak untuk menutup aurat dengan sempurna?
Sedangkan sudah dibuktikan dalam ilmu kedokteran tentang kulit yang ditutup dengan kain akan mencegah diri dari penyakit kanker kulit? Bukankah banyak sekali manfaat berhijab yang telah dibuktikan dari segi kesehatan? Penggunaan baju yang tertutup kecuali wajah dan telapak tangan dapat melindungi dari sinar matahari (UVB dan UVC), maka metode proteksi kulit dari penyakit sudah Allah perintahkan jauh sebelum semua penelitian itu dibuktikan.

Apakah kita masih saja ingin mengatakan, kan tinggal oles aja sunblock ke seluruh tubuh? Astaghfirullah. Bukankah penelitian ilmiah tersebut harusnya semakin menguatkan kita untuk menutup aurat?

Mengapa menunda untuk menutup aurat dengan sempurna?
Takut kehilangan teman.
Takut susah dapat jodoh.
Takut susah dapat kerja.
Takut tidak eksis di dunia maya.
Takut tidak nampak cantik.

Sudah. Mari kita kubur dalam-dalam semua pernyataan tersebut. Coba kita tanyakan pada diri kita sendiri. Cobalah untuk menyerahkan semuanya hanya pada Allah, Tuhan yang menciptakan kita dengan sempurna tanpa ada cacat sedikitpun. Well, benarkah  semua pernyataan itu akan terjadi? Mari kita jawab bersama!

Takut kehilangan teman:
Bukankah Allah tidak pernah ingkar janji? Hanya jin dan manusia yang tukang ingkar janji. Allah telah berjanji jika kita mendahulukan keridhoanNya, jika kita mau taat padaNya dengan meninggalkan sesuatu yang Allah tidak sukai hanya karena hanya mengharap ridhoNya maka Allah akan ganti dengan yang lebih baik. Allah akan ganti dengan sesuatu yang lebih indah yang tidak pernah terbayangkan oleh jangkauan pandangan manusia biasa. Allah akan berikan lingkungan, pergaulan, komunitas yang lebih baik. Jika dulu bersama orang-orang yang bermaksiat dan suka mengumbar aurat, maka tunggu saja cara Allah yang akan mengganti semua kegelisahan kita dengan memberikan teman dan sahabat yang akan memeluk kita dengan iman. Mereka adalah orang-orang yang shalih.

Takut susah dapat jodoh:

Bukankah dengan berhijab semakin mendekatkan kita pada lelaki yang baik pula? Lelaki yang baik adalah mereka yang menghormati kita, menundukkan pandangannya dari wanita yang bukan mahramnya, menghargai kita, mencintai kita karena kita mentaati Allah. Bukan lelaki yang doyan nikmatin aurat wanita yang bukan mahramnya, (maaf) bukan lelaki yang hobi nonton porno, bukan lelaki yang seenaknya memandang kita dengan penuh nafsu, bukan lelaki yang memuji kita dengan kata-kata, "rambutmu cantik, tubuhmu sexy" sebelum ijab kabul terjadi, bukan pula suami yang mengatakan "kamu lebih cantik kalau gak pake jilbab deh" dan membiarkanmu dinikmati auratnya di depan lelaki yang bukan mahramnya, padahal statusnya kita sudah "menikah". Naudzubillahimindzalik.

Takut susah dapat kerja:
Kerja yang mana maksudnya? Kalau pekerjaan tersebut memaksa kita dengan syarat membuka aurat. Maka tinggalkanlah! Manakah yang kita dahulukan? Mana yang lebih penting? Allah sayang sama kita atau pekerjaan yang gajinya besar namun Allah tidak ridho? Ridho Allah itu mahal dan bahkan kita tidak mampu memprediksi amalan mana yang sekiranya dapat membuat kita masuk surga.

Takut tidak eksis di dunia maya:
Hidup kita yang sesungguhnya bukan dinilai dari photo yang kita publish di media sosial. Penilaian hidup kita bukan dari jumlah followers, subscribers, likers, atau sekedar pujian manusia. Semua gambar tersebut tidak dapat mewakili isi hati seseorang, tidak dapat menggambarkan kehidupan seseorang di dalam dunia nyata, tidak dapat mewakili sikap atau perbuatan asli di dunia nyata, dan bahkan tidak dapat menjamin Allah suka dengan kita. Apalagi dengan mengumbar aurat? Sungguh Allah mencintai perempuan shalihah yang menjaga auratnya, karena mereka adalah perhiasan dunia, bahkan bidadari surga cemburu pada mereka. Mana yang lebih nikmat? Terkenal di dunia maya atau terkenal oleh penduduk langit? Kalau dikenal penduduk langit, dijamin deh tidak akan diragukan lagi penduduk dunia akan ikut serta mengenal dan mencintainya.

Takut tidak nampak cantik:
Sudah terlalu banyak kemudahan di zaman sekarang apabila sudah mantap berhijab. Banyak yang jualan hijab. Banyak model berhijab. Banyak pemimpin dunia yang berhijab. Banyak juga pejabat negara yang berhijab. Banyak fashion designer yang merancang pakaian yang menutup aurat. Bahkan di Indonesia saat ini sudah diperbolehkan polisi wanita memakai jilbab. Alasan apa lagi yang mau kita katakan pada Allah? Sanggupkah kita menjawab pertanyaan Allah di akhirat ketika Allah bertanya mengapa kita tidak menutup aurat? 

Hijab adalah kehormatan. Maka, jadikanlah Khadijah, Aisyah, Fathimah binti Muhammad, Asma Binti Abu Bakar, dan para shahabiyah Rasulullah Saw. lainnya sebagai role model kita dalam menutup aurat. Mereka tidak sekedar menutup aurat saja, mereka berakhlaq mulia hingga patut untuk kita teladani. Maka hiasilah diri kita dengan akhlaq yang mulia, karena kecantikan yang sesungguhnya datang dari dalam diri seorang wanita alias inner beauty. Aura cantik akan terpancar dengan akhlaq yang mulia.

Berhijab adalah perintah Allah yang wajib untuk ditaati. Berhijab bukan pilihan A atau B, pakai atau tidak. Layaknya ketika kita menjadi siswi di sekolah, ada peraturan sekolah yang mewajibkan kita memakai seragam sekolah. Kita tidak diperkenankan memakai baju bebas apabila di sekolah tersebut sudah menetapkan peraturan pakai seragam sekolah. Sama hal nya ketika kita bergelar muslimah, maka ada aturan Allah yang harus dipatuhi yaitu menutup seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah. Why? Karena berhijab bukan sebuah pilihan, mau pakai hijab atau tidak. Mau tutup aurat atau tidak, itu hak setiap individu. OH NO! Hijab adalah perintah Allah yang wajib untuk ditaati. Allah adalah Tuhan yang menciptakan tubuh kita seutuhnya. Maka, kembalikan hak tubuh kita pada Allah. Tubuh ini bukan milik kita. Allah sedang meminjamkan tubuh kita di dunia agar kelak dipertanggung jawabkan di hadapanNya di akhirat. Tubuh ini milik Allah. Allah yang berhak mengatur tubuh kita. Kita hanya pinjam. Kita hanya menggunakannya untuk beribadah padaNya. Sebagaimana Allah berfirman di dalam surat Adz-Dzaariyaat ayat 56,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” 

Terdapat banyak sekali ayat di dalam Al Qur'an dan juga hadis berkaitan dengan kewajiban menutup aurat. Salah satunya di Surat Annur ayat 31 menjelaskan tentang siapa saja yang berhak melihat aurat kita;

''Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (aurat-nya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”

Al Ahzab ayat 59 menerangkan bahwa hijab adalah kemuliaan dan kehormatan, agar muslimah mudah dikenal dan tidak diganggu;

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 

So, berhentilah mengatakan 'hijabin dulu hatinya' atau 'entar aja pake jilbab kalau udah punya anak' atau 'pake jilbab itu masalah HAM so bebas aja sih mau pake atau engga'. 

Sampai kapanpun manusia tetaplah manusia, ketika berhijab pun tidak akan merubahnya menjadi malaikat. Manusia tetap manusia yang tidak sempurna, penuh kekhilafan, berpeluang untuk berbuat salah dan dosa. Dengan berhijab tidaklah membuatnya bersih dari dosa. Namun, dengan berhijab setidaknya kita sudah berusaha mentaati Allah dan juga salah satu cara kita mempersiapkan diri ketika kelak semua perbuatan akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Allah.  

Dan apakah kita bisa memastikan kapan Allah akan mencabut nyawa kita? Bahkan tidak ada manusia yang bisa request untuk mengundur kematiannya, apalagi mengetahui kapan ajalnya. Maka Allah yang Maha Tahu, Maha Sempurna dan Maha Benar atas segala janjinya. Kewajiban kita sebagai manusia hanya sebatas mempersiapkan agar mati dalam keadaan khusnul khotimah, akhir yang baik.

Fenomena yang sering terjadi pula bahwa banyak muslimah yang mengatakan, "Lah kan yang penting gue sholat, bayar zakat, puasa sebulan penuh, dsb.." Pertanyaannya, kalau seandainya kita gak sholat? Gak puasa? Berani gak? Tapi kenapa kalau soal perintah berhijab kita menolaknya. Emangnya lagi milih makanan di restoran, mau pakai ayam, pecel, tempe, tapi gak mau pake tahu ya. Kok kita sama Allah milih-milih aturan mana yang mau ditaati? Kita aja kalau kerja di kantor sebagai karyawan misalnya diperintah sama atasan kita dengan dikasih kerjaan A B C D, kita gak berani kan milih-milih saya mau nya ngerjain A aja, yang B saya gak mau, yang C biar yang lain aja yang ngerjain, yang D boleh deh. Bukankah atasan kita akan marah? Lalu mengapa dengan Tuhan kita Allah, kita berani memilih aturan mana yang mau ditaati?

Belum lagi sejarah telah membuktikan bahwa jilbab adalah kehormatan wanita dikarenakan sebelum ada perintah menutup aurat, wanita hanyalah budak hawa nafsu kaum laki-laki. Pada zaman Jahiliyah, pada zaman kekaisaran romawi, atau zaman dahulu para raja memiliki ratusan permaisuri atau istri untuk dinikmatinya. Ketika Islam membawa cahaya dengan perintah berhijab, wanita mulai dihormati dan dimuliakan. Islam mengangkat derajat wanita muslimah. Bukankah manfaat berhijab tidak sederhana? 

Finally, mamaku pernah menasihati kedua putrinya dengan sebuah kain kafan. Mamaku bilang, kita kelak akan bergelar jenazah. Mamaku bilang, jenazah wanita itu kainnya beda dengan jenazah pria. Ada satu kain yang dipotong dengan pola jilbab dan tidak boleh dijahit yang akan membungkus kepala kita. Lantas, apakah kita mau memakai jilbab tersebut hanya pada saat bergelar jenazah? Bukankah kain tersebut seharusnya menjadi motivasi kita untuk hidup dan berjalan di muka bumi Allah dengan menutup aurat? Jangan sampai kain tersebut adalah jilbab terakhir kita disebabkan kelalaian kita dalam menunda untuk menutup aurat. Naudzubillahimindzalik.

So, taati saja tanpa tapi. Wallahu'alam.

Semoga Allah mudahkan kita agar istiqomah menutup seluruh tubuh kita kecuali telapak tangan dan wajah dengan penuh keimanan :)


Saya mencintai kalian karena Allah,

Fatmah Ayudhia Amani


Thursday, 14 June 2018

YAKIN MASIH MAU PACARAN...?!

Ramadhan 2018 menjadi puncak bagi saya untuk mencatat sedikit dari sebuah fenomena yang selalu terjadi di sekitar kita. Saya akan memulainya dengan sebuah pepatah yang sering kita dengar, "Poor is he who leaves ramadhan, the way he was before.’’ Padahal, Ramadhan adalah ajang untuk kita berubah dengan hilangnya perbuatan maksiat di dalam diri kita hingga kita diampuni Allah SWT dan kembali dalam keadaan fitrah. Dulu ada seorang sahabat punya kebiasaan yang patut kita contoh. Ketika Ramadhan tiba, beliau bertekad menghilangkan minimal 1 sifat buruknya dikarenakan Ramadhan menjadi momentum untuk beliau melatih diri menghilangkan sifat buruknya itu dengan mengkontrol hawa nafsu; contohnya, Ramadhan tahun ini hilang sifat pemarah nya, tahun depan hilang sifat takabbur nya, dan sifat buruk lainnya. Semoga Ramadhan tahun ini tidak kita sia-siakan begitu saja.

Kembali pada pembahasan kita, ada satu fenomena di masyarakat kita yang sering kali orang bilang ‘gapapa’ atau ‘wajar’ atau ‘sah-sah saja’ padahal Allah tidak sama sekali ridho terhadap perbuatan tersebut yaitu pacaran. Pacaran itu haram. Sama hal nya ketika Allah mengharamkan khamr lalu apakah kita masih mau beralasan bahwa gapapa deh makan kue yang ada sedikit rum nya, kan yang penting tidak memabukkan? Well, tidak ada toleransi sedikitpun dalam agama kita ketika berbicara halal berarti boleh dikerjakan dan haram ya pastinya wajib untuk ditinggalkan. Di dalam Islam, yang namanya hitam dan putih itu jelas dan tidak ada yang abu-abu. Ah, bosen deh denger kata ‘haram’ mulu, yang penting kan happy! Happy kok bikin Allah gak ridho, kalau pacaran itu enak kenapa manusia risih ngeliatin mereka yang pacaran? Ya salah sendiri lah gak suka sama orang pacaran, pacaran enak kok! Gausah sok alim dan sok tau deh lo! Nah, gini nih pernyataan yang sering masuk ke kuping masyarakat. Kali ini saya akan mencoba menuliskan the most common pernyataan manusia zaman now yang punya pacar, entah LDR, atau pacaran jarak dekat, atau para jomblo yang mau nyoba pacaran (jangan ya pleaseeee....), atau mereka yang katanya pacaran buat persiapan ke jenjang pernikahan (supaya kenal dulu...) eeeiittssss....beneran kamu udah kenal banget sama pacarnya?! Jamin gitu?! Ok, let’s begin by saying basmallah together, semoga ada manfaatnya, dan Allah berikan hidayah kepada saya dan kepada siapapun yang membaca tulisan tentang ‘pacaran’ versi saya ini. Bismillah.

1. Pacar saya udah serius, orangtua saya udah saling kenal dan bahkan direstuin kok hubungan kita!

Saudaraku, jangan pernah meng atas namakan sebuah perbuatan dosa dengan atas nama orangtua kita. Sejak baligh, Allah berikan kita kesempatan untuk membedakan mana yang haq dan batil karena Allah tahu kita sudah cukup dewasa. Ingat, setiap individu akan bertanggung jawab atas amal dan dosanya sendiri. Setiap perbuatan dosa yang kita lakukan ketika baligh adalah tanggung jawab kita sendiri. Apakah pantas kita meng atas namakan kedua orangtua yang membesarkan kita dengan susah payah untuk menanggung dosa kita? Please NO! Cintai mereka dengan membantu mereka untuk terhindar dari siksa api neraka karena perbuatan dosa kita. Serius itu tidak cukup orang tua saling kenal, serius itu ketika si cowo meminta izin kepada ayah kita untuk dinikahkan anak putrinya dengan si cowo tersebut bukan malah minta izin buat pacaran. Jika kamu adalah seorang anak perempuan, bukankah yang terbaik bagi kita untuk spend more time with our parents karena once terjadi akad nikah, anak perempuan sudah harus fokus 100% totalitas taat sama orang lain yaitu suaminya sendiri. So, perbanyaklah waktu untuk berbakti kepada orang tua bukan menambah beban orang tua dengan dosa pacaran. Kalau alasannya orang tua mengizinkan, gunakan akal kita sendiri, Allah sudah bilang di dalam Qur’an, taatilah orang tua kecuali dalam kemaksiatan. "Nak, pakai baju warna biru ya..’’ Selama itu baik di mata orang tua dan tidak bertentangan dengan aqidah apalagi membuat Allah ridho maka laksanakanlah! Namun apabila sebaliknya, maka tinggalkanlah! Ingat, pelajari kembali kisah Nabi Ibrahim as yang taat kepada ayahnya dan jangan tanya lagi betapa cintanya Nabi Ibrahim as kepada ‘Azzar’ sang ayah. Beliau selalu mengikuti apapun yang diperintahkan ayahnya kecuali pada saat ayahnya menyuruh beliau untuk menyembah berhala!

2. Pacaran tuh supaya kita kenal dia sebagai calon suami/istri kita, gak mau ah nikah sama orang yang belum dikenal!

Saudaraku, menanggapi pernyataan tersebut, izinkan saya berbagi pengalaman saya pribadi tentang bagaimana proses saya mengenal suami saya. Saya dan suami tidak pernah satu sekolah dari TK sampai kuliah. Kami tidak pernah mengenal satu sama lain sebelumnya, bahkan bertatapan langsung saja tidak pernah! Singkat cerita, ketika suami ingin ta'aruf langsung dengan saya di rumah untuk pertama kalinya bertemu dengan saya, mama, dan papa. Alhamdulillah pada saat itulah mulai ada rasa di dalam diri saya untuk ‘say yes’ kepada suami. Saya gak pacaran sama suami, orang tua yang mencarikan calonnya untuk saya langsung karena jujur saya yang request dari dulu agar soal jodoh saya gamau ribet mikirinnya biarkan orang tua saya yang pilihkan yang terbaik untuk saya. Mengapa? Karena menurut saya, orang tua saya adalah orang yang berhak menasihati saya dan mereka yang paling tahu tentang diri saya baik dari sisi positif sampai keburukan saya sejak lahir, so pastinya mereka tahu betul yang cocok buat anaknya. Tidak ada paksaan tentunya. Mereka tinggal berikan calonnya, saya tinggal bilang yes atau no. Alhamdulillah tidak perlu pilih-pilih, pada calon yang pertama yaitu suami saya sendiri sudah ‘klik’ di hati saya pada first impression (mungkin disebabkan saya sudah lama istikharah agar Allah berikan yang terbaik). Alhamdulillah ‘ala kulli haal ketika proses menuju akad, ada satu hal yang saya tanya kepada diri saya. Orang pacaran kan kenalan dulu, lah saya mau nikah tapi belum tau nih si calon seperti apa perangainya? Saya punya ide, pada saat sebelum akad saya izin datang ke rumah suami saya dan saya request kepada ibunda dari suami saya untuk menceritakan from A to Z dari kisah melahirkan suami saya sampai sekarang sudah S2 dan bekerja. Wallahi, she cried! Dari situlah saya menyimpulkan, gak perlu pacaran, cukup tanya langsung siapa calon kita kepada sang ibunda dari suami kita. Terjawab sudah karakter aslinya, makanan yang dia suka, hobby, dan sampai hal-hal yang ‘secret’ pun saya tahu sebelum akad. Buat saya, ungkapan seorang ibu adalah ungkapan yang patut kita pegang kepercayaannya. Mengapa? Karena jelas dialah yang melahirkan suami kita dan yang paling penting ketika pacaran cuma nunjukkin yang baik-baik nya doang depan pacar, makan sok jaim, kalau dinner dandan secakep mungkin, dan maunya dilihat bagus nya aja. Well, nikah itu harus nerima kurang dan lebih nya suami/istri kita loh! Pacaran itu buang-buang waktu saja dan membuat hambar sebuah pernikahan karena semuanya yang indah dilakukan dalam pernikahan malah pas pacaran udah dinikmati sebelumnya dan haram pula! Gak enak deh pokoknya, udah dosa lah terus apakah bisa jamin dia bakal jadi orang yang bakal jabat tangan sama ayah kita pada saat ijab kabul? Well, siapa yang bisa memastikannya? 

3. Pacarannya gak ngapa-ngapain kok!

Saudaraku, manusia itu bukan malaikat dan bukan pula binatang. Maka, unsur manusia berbeda dengan kedua makhluk yang Allah ciptakan tersebut. Malaikat memang diciptakan untuk 100% taat sama Allah dan tidak memiliki hawa nafsu. Binatang memiliki jasad, hawa nafsu dan otak namun tidak memiliki akal. Nah, manusia terdiri dari tiga unsur; akal, jasad, dan ruh. Jadi sangat jelas bahwa manusia memiliki hawa nafsu yang harus dikontrol dengan baik. Manusia pula adalah hamba Allah yang lemah membutuhkan Allah yang Maha Besar sebagai sumber kekuatan untuk bergerak, bernafas, bekerja, dan lain sebagainya. Bahkan untuk masalah mengkontrol hawa nafsu, kita harus memperbanyak mengingat Allah karena sesungguhnya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang dan stabil. Kita lupa bahwa kita butuh Allah, kalau manusia gak butuh Allah jadilah manusia yang liar, berantakan, dan puncaknya lagi kata Allah di Surat Al A’raaf ayat 179, 

’’.....Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." 

Jadi, kalau gak mau ikut aturan Allah, sama saja seperti.........(isilah titik-titik berikut alias jawab sendiri yaaaa)

Kemudian, Allah jelas melarang berdua-duaan dalam sebuah riwayat hadis,

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ باِمْرَأَةٍ إِلاَّكاَنَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ

“Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.”

Siapa sih yang bisa jamin pacaran gak ngapa-ngapain? Berdua aja ada setan yang nemenin! Manusia itu lemah loh mudah sekali terpedaya! Ingat ya ada kisah Nabi kita, Adam as yang sudah dikasih tau Allah jangan makan buah khuldi yang akhirnya memakannya kemudian.......nah jawab sendiri ya biar kita sama-sama baca lagi kisah para Nabi. Ini semua terjadi akibat setan yang bermain, jadi jauhi perbuatan dosa pacaran ya guys! Apalagi zaman now, saya gak percaya sih kalau pacaran gak ngapa-ngapain, minimal pegangan tangan pasti pernah lah, maksiat di akhir zaman ini sudah merajalela, so stay away from that! 

4. Gapapa lah kan LDR, gak bakal ngapa-ngapain!

Saudaraku, seberapa jauh pun jarak yang memisahkan dua orang yang sedang pacaran, mau beda negara, beda kota, beda alam?! Tetap saja Allah melarangnya. Ingat, setiap yang Allah larang pasti baik untuk kita karena bisa jadi terdapat bahaya atau mudharat untuk kita. Dan sebaliknya setiap apa yang Allah perintahkan kepada kita, pasti baik dijamin rasa amannya dan ada manfaat yang besar untuk kita. Lagian, zaman now kalau LDR ada sarana video call, lah emangnya itu gak membuat manusia berpeluang untuk berbuat dosa?! Bahkan bisa lebih parah dari itu, sorry to say banyak sekali kasus yang gak perlu saya ceritakan disini ya, banyak sekali remaja berani buka aurat melalui sarana tersebut. Naudzubillahimindzalik. 

5. Kalau emang pacaran itu dosa, kenapa sih suka ‘sweet’ banget liat orang pacaran, apalagi yang nge-like photo atau video orang pacaran di instagram segambreng!

Saudaraku, pernah denger gak ayat Qur’an yang Allah bilang gini, 

فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ

“Tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk).”
(An-Nahl 63)

Jelas banget kan bahwa setan punya trik dalam menggelincirkan manusia?! Jadi pas liat orang pacaran nikmat itu disebabkan setan yang memperindah perbuatan dosa tersebut. Ya Allah lindungilah kami dari mengagumi hal-hal yang Engkau benci, jaga mata kami ya Allah agar kami mencintai perbuatan baik bukan perbuatan yang Engkau gak ridho!

6. Lah terus gimana kalau pacaran yang positif, belajar bareng, diskusi masa depan bareng?

Saudaraku, silahkan lakukan semua hal positif tersebut ketika sudah halal alias menikah. Kita tidak berhak memberikan hati, jiwa, fikiran dan raga kita kepada seseorang yang kita sendiri tidak bisa pastikan apakah dia jodoh kita atau bukan! Ingat, lebih baik lakukan hal positif tersebut dengan teman sesama jenis atau keluarga atau orang tua kita sendiri. Mau kan disayang Allah, maka dahulukan ridhoNya bukan hawa nafsu kita!

7. Tapi gimana dong kalau punya rasa sama dia...?!

Saudaraku, tidak semua perasaan menjadikan alasan bagi kita untuk melanggar aturan Allah. Perasaan kita yang punya siapa coba? Yang menciptakan perasaan kita siapa coba? Ya balikin lagi sama yang pemilik rasa, serahkan rasa itu padaNya semata agar Allah jaga kita dari perbuatan hina dan menghinakan diri kita sendiri. Yes, you are right bahwa cinta itu fitrah, pastikan cinta nya itu adalah cinta yang membuat kita taat sama Allah bukan malah melakukan perbuatan dosa.

8. Ah jangan suudzon deh, kan kita bisa sholat bareng, bukber bareng, ibadah bersama gitu..

Saudaraku, kita hidup untuk siapa sih? Untuk pacar atau untuk Allah? Jelas sekali bahwa Allah yang kasih kita kesempatan untuk hidup. Allah yang menciptakan kita, so Allah yang paling berhak untuk kita patuhi bukan pacar kita! Lagipula kita sering salah mendefinisikan kata ‘ikhlas’ kok, ikhlas itu tidak sederhana. Ikhlas itu melakukan sesuatu hanya mengharap ridhoNya semata!

9. Jadi kenapa sih gak boleh pacaran, dikit aja deh, gak boleh ya?!

Saudaraku, saya suka dengan sebuah kebiasaan bertanya pada diri kita sendiri tentang kelak mau jawab apa kalau Allah adili kita di mahkamah ter adil dan ter dahsyat di akhirat. Ingat, kata Allah semua yang ada dalam diri kita kelak akan diminta pertanggung jawabannya. Pernah gak sih coba tanya diri sendiri, ketika Allah tanya mengapa kamu pacaran? Aku sudah bilang di Qur’an jangan dekati zina, dekati zina aja gak boleh eh malah pacaran seenaknya! Lalu kita menjawab dengan alasan apa? Ya Allah saya gak tahu! Ya Allah saya mau enak pokoknya gamau tau! Lah trus jawaban kayak gitu kira-kira bakal diterima? Please start to ask yourself! Pacaran/zina itu termasuk digolongkan dosa besar, setara dengan syirik, durhaka kepada orangtua, dan dosa besar lainnya. Ingat, kita lemah, pacaran bisa mengakibatkan sebuah kerusakan moral di masyarakat; contohnya bisa hamil diluar nikah, lah akibatnya nasab sang bayi gak jelas, pacaran bikin fitnah masyarakat karena orang akan bingung lah dia berduaan itu pasangan suami-istri atau...?! Jawab sendiri deh...apalagi yang punya mantan segambreng lah emang move on itu gampang?! Sakit woy (kata mereka sih sakit pisan...) apalagi pas nikah bisa jamin lupa sama mantan begitu saja, ah rusak deh, kasian suami/istri kita. Katanya mau dapat yang baik dan shalih! Ya kita harus jadi baik dan shalihah dulu laaaah baru Allah kasih yang sama akhlaqnya! So, pantaskan diri dulu guys!

10. Saya masih kerja, kuliah, bahkan masih sekolah, belum cukup umur, ada solusi?

Saudaraku, sudah tau belum siap nikah kenapa malah mulai pacaran? Mending main basket, aktif di masyarakat, cari hobby yang bikin kita lupa sama soal ‘cinta palsu’, berkumpulah dengan mereka yang shalih dan shalihah supaya iman kita nambah, dan yang paling direkomendasikan oleh Rasulullah SAW kita disuruh puasa kalau belum sanggup nikah karena dengan puasa kita dilatih untuk menahan hawa nafsu. So, puasa yang sering ya..

11. Pacar saya bilang nanti kalau udah kerja bakal nikahin saya, yaaa sekitar 5 tahun lagi..

Saudaraku, jangan mau ditekan kontrak buat sengsara dengan menanti sesuatu yang tidak pasti. Yang pasti itu janji Allah, bahwa...

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. "
(Surat An Nur ayat 26)

12. Pacar saya bakal nikahin saya, kalau udah punya rumah, udah kerja, udah lulus, udah...udah...

Saudaraku, kok kita mudah sekali percaya dengan janji manis manusia sedangkan janji Allah kita ingkari? Ingat ya, ungkapan tersebut menunjukkan betapa tidak punya komitmen yang jelas. Kalau sudah terlanjur pacaran, yaudah putus aja! Doa yang banyak sama Allah, kalau dia jodoh kita nanti juga ada saatnya dipersatukan dalam ikatan yang sah. Jangan mau merendahkan diri kita dengan bersandar pada janji palsu dan gak jelas kayak gitu! Muliakan diri kita dihadapan Allah dan manusia dengan akhlaq yang mulia, bukan dengan perbuatan yang Allah benci!

13. Pacaran itu nikmat, enak, tiap bangun pagi mikirin dia itu sesuatu banget!

Saudaraku, pernah gak sih sekali-kali memikirkan hal yang lebih penting? Zaman now kayaknya gak banget deh mikirin pacar sedangkan saudara/i kita di Palestina berjuang membebaskan Masjidil Aqsa, Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstatinopel di umur yang sangat muda, saudara/i kita di Afrika banyak yang mati kelaparan, Negara Indonesia pun masih punya masa depan yang harus kita perjuangkan dengan belajar sungguh-sungguh agar Indonesia memiliki generasi penerus yang tangguh dan tidak lemah, so masih mau mikirin pacar? Ah gak level deh!

14. Pacaran pokoknya enak. Titik!

Saudaraku, bedakan mana yang cinta hakiki dan hawa nafsu. Lagian enak buat siapa sih? Cowo mah enak nafsu nya tersalurkan dengan sembarangan, tapi cewe nya rugi dunia dan akhirat udah di colek-colek sebelum sah. Jujur, saya pernah dengar langsung ceramah dari dr. Dewi Inong Irana, SpKK dan beliau sekarang sedang menuju program doktoral dengan research tentang LGBT. Beliau mengatakan, hubungan apapun sebelum nikah yang sah secara agama dan Negara, semua itu dilandaskan hawa nafsu. So, gunakan akal kita dengan sebaik-baiknya agar mampu membedakan mana yang cinta asli, mana yang hanya sekedar nafsu manusia belaka!

15. It's my right! Ini masalah hak asasi manusia! Kita bebas melakukan apa saja yang kita mau, ngerti gak lo 'freedom'....?!

Saudaraku, izinkan saya balik bertanya, tubuh kalian itu milik siapa? Hidup kalian itu yang ngasih siapa sih? Kalian bisa berjalan di muka bumi ini berkat siapa sih? Lalu, siapa yang bikin kalian melek tiap pagi? Jawabannya, semua itu atas izin Allah. Nah, ketika tubuh kita saja diciptakan oleh Allah SWT maka tubuh kita milik Allah SWT. Kembalikan hak-hak Allah kepada Allah SWT. Allah yang paling berhak untuk ditaati perintahNya, Allah yang paling berhak untuk disembah, Allah yang paling berhak untuk dicintai oleh seorang hamba, bukan pacar! So, bebas itu bukan berarti melakukan seenaknya yang kita mau. Manusia ada limitnya. Minum obat saja ada takarannya, gak boleh kurang atau lebih, harus sesuai dengan resep dokter. Menggunakan jalan raya saja harus taat lampu lalu lintas, lampu merah tanda untuk berhenti kalau kita langgar gimana coba jadinya?! 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Apalagi manusia yang hidup di dunia yang fana ini, harus ada aturan yang membuat dunia ini berjalan seimbang dan teratur. Aturan Allah yang paling sempurna. Batasan manusia yang telah Allah atur dengan sempurna akan membawa kebaikan pada kita juga.  Yakin deh, Allah yang menciptakan kita berarti Allah yang paling tahu kelemahan, kekurangan, dan kemampuan kita! So, follow His rule :)


Silahkan comment below kalau ada kritik dan saran. Terima kasih. 




With love, 
Fatmah Ayudhia Amani
Lebaran 2018

Tuesday, 12 June 2018

PILIHLAH SAHABATMU, NAMUN BERTEMANLAH DENGAN SIAPA SAJA!

To choose our own friends wisely in order to let us learn from our Prophet Muhammad SAW. He taught us that we are on the religion of our friends. We are on this life style of our friends. And I think that this advice the Prophet Muhammad SAW gave us is so put in our times because many of us choose our friends like we choose you know basically cereal at the grocery store with really not much choice just whatever looks appealing at the time. But imagine that you know the person who wants to get married when you're looking for the right wife or husband, you are going to start inquiring about this person's background, you want to know their family, religion, wealth, everything about them. And this person who you know you're gonna be spending the rest of your life with. To be honest,  it's really important to start choosing friends like we choose our spouses, especially for this zaman. Your friend should be A or A+ only, not in academic matters only but this one is highlighting the matter of religion you know because if you're with somebody who is not going to make you a better person or remind you about akhirah. Than that person unfortunately is not a friend you should be taking or be with, it's not because we want to avoid them only but we need to really look at the meaning of itself. Avoiding them is to fear Allah only. We need to learn to have friends who don't wanna just be friends in this dunya, but they want to be your next doors neighbors in Jannatul Firdaus. When I started to learn about this, I feel so grateful that Islam adalah agama yang sangat indah, bahkan hal-hal kecil seperti ini sangat diperhatikan karena dengan siapa kita berteman, kita dapat berkaca sendiri tentang siapa diri kita. Even choosing friends, it gives us benefit not only in this dunya but in the hereafter. Anyway, I hope it doesn't sounds like we are very choosy or like being so arrogant or whatever but I believe in His rules. We had to cut a lot people off and we really have to sometimes to figure out what is our priority? Start to ask yourself! Is it your life is only to enjoy this life? Why Allah created you? Why are you on this earth? How long you are you gonna be here for? And you could have time to mess around with people who don't have your priority in mind. And make sure the people you're surrounding yourselves are people who are going to remind you of Allah SWT in good times and bad times. And those people will help you to get ready for the next life, akhirah. Ultimately, these people who you're with are going to shape your character as a muslim and your identity. 

Let us tadabbur Surah Al An'am verse 70;

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

Leave alone those to whom their religion is no more than a useless plaything and who are deceived by the lure of the worldly life. Remind them of Our revelation so that a soul will not bring about its own destruction because of its deeds. No one besides God will be its guardian or intercessor, nor will any kind of ransom be accepted from it. Those who have entangled themselves in their evil deeds will drink boiling water and live in painful torment for their hiding the Truth.