Tuesday, 14 April 2020

APA KABAR IMANKU DAN IMAN KELUARGAKU?

Judul blog kali ini adalah judul kajian guru kami Ustadz Amir Faisol Fath dan Ustadz Bachtiar Nasir pada hari Sabtu, 11 April 2020. Suatu hari masih #dirumahaja nih nonton YouTube, dengerin kajian tersebut yang isinya Masya Allah banget guys! Intinya bagaimana iman itu harus diselamatkan. Jiwa juga harus diselamatkan dan kedua asatidz mengingatkan agar kami senantiasa memperhatikan pendidikan anak-anak di rumah. Terutama lagi musim wabah gini guys, hikmahnya banyak banget. Kita dikasih Allah kesempatan untuk mempererat hubungan kita dengan anggota keluarga di rumah. 

Sebenernya poin-poin dalam kajiannya banyak banget. Kali ini saya benar-benar hanya ingin menulis kata-kata yang membuat saya terpanah dengan pesan para asatidz, bahwa tolak ukur seorang ayah sukses mendidik anak perempuannya ketika anak perempuannya mengatakan, 
"MY DAD IS MY FIRST LOVE". 

Dan tolak ukur kesuksesan seorang ayah dalam mendidik anak laki-lakinya adalah ketika anak laki-lakinya mengatakan,  
"MY DAD IS MY HERO".



Semoga bermanfaat. Ambil baiknya. Buang buruknya.

Sunday, 12 April 2020

#dirumahaja








PALESTINA TERKINI

Dalam sesi ke 2 Adara Youth pada hari Sabtu, 11 April 2020. Academic Lecture on Palestine dilanjutkan dengan pembicara ke 2 yaitu Pak Shofwan Al-Banna, PhD. Tema kali ini adalah seputar berita Palestina terkini.

Enjoy :)

Sejak munculnya kasus Covid-19, kondisi bangsa Palestina di bawah jajahan Israel:

1. 3 orang dibunuh, 52 terluka, 267 ditangkap.

2. Adanya check point di setiap jalan masuk, warga Palestina diberlakukan semena-mena bahkan ada yang langsung dieksekusi di tempat.

Inggris menggulirkan Gerakan anti Turki di kalangan bangsa Arab sekaligus menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Arab. Di sisi lain Inggris juga memberi harapan kepada Israel melalui Deklarasi Balfour yaitu menyerahkan Palestina ke tangan Israel.

Tahun 1988 PLO memprakarsai adanya perjanjian damai antara Palestina dengan Israel. Palestina tidak menyetujui perjanjian damai tersebut karena mereka beranggapan yang melakukan kekerasan adalah Israel bukan pihak mereka.

Beberapa tahun belakangan Amerika memperlihatkan keberpihakan mereka terhadap Israel karena mereka meyakini Yesus tidak akan turun hingga Yahudi menguasai dunia.

Pemerintahan Israel mendukung ekstrimis Yahudi memasuki Al-Aqsha.

Secara de facto Israel lebih kuat menguasai tanah Palestina. Mereka mulai membangun pemukiman-pemukiman illegal di wilayah Palestina yang selama ini demografinya masih dikuasai oleh orang Arab.

Pembangunan settlements sebagai awal pendirian Haikal Sulaiman:
1. Talmud
2. Proyek infrasktruktur. 35% pemukiman Yahudi, 22% taman hijau, 30% belum digarap dan 13% wilayah Palestina.
3. Dunia Internasional mendukung kemerdekaan bangsa Palestina.



Mengapa Amerika mendukung Israel?

Pemerintahan Amerika yang didominasi oleh kelompok kanan meyakini bahwa Yesus tidak akan turun hingga Yahudi menguasai dunia.

Raja-raja teluk khawatir mengenai Arab Spring karena mereka beranggapan hal itu mengancam stabilitas mereka di Timur Tengah seperti kelompok Ikhwan di Mesir dan jaringan mereka di berbagai negara. Oleh karena itu mereka menekan kelompok ini. Karena itu perjuangan mereka bergeser awalnya memperjuangkan Palestina menjadi menundukkan kelompok regional dan oposisi yang mengancam stabilitas mereka.

Iran menjadi ancaman utama karena Iran berada di perbatasan Saudi.

Raja-raja teluk menjalin kerjasama dengan Israel. Mereka tidak lagi memprioritaskan isu Palestina, meski dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terus bergulir.

Politik domestik Israel semakin condong ke golongan kanan/radikal. Karena mereka takut akan ancaman yang menyebabkan mereka semakin radikal dengan membangun tembok dimana-mana dan menembaki siapa saja.

Israel semakin terisolasi di PBB karena mayoritas negara di dunia mendukung Palestina dan mendorong warga dunia melakukan boikot terhadap produk Israel.


Semoga bermanfaat :)


DINAMIKA POLITIK GLOBAL ISU JERUSALEM

Alhamdulillah Sabtu, 11 April 2020 telah terlaksana Adara Youth Session 2 via Zoom meeting. Pada pertemuan pertama, Allah masih memberikan kami  kesempatan bertemu secara langsung. Namun kali ini karena wabah virus Corona sedang menyebar luas di Jakarta, maka qodarullah kami bertemu di layar kaca laptop dan hp kami masing-masing. Tentu tidak mengurangi semangat kami untuk tetap semangat belajar tentang konflik Israel dan Palestina seperti yang telah diagendakan kakak-kakak panitia. 

Insya Allah tulisan kali ini saya akan membagikan beberapa poin-poin penting dalam kajian agenda Israel dari perspektif sejarah yang disampaikan oleh Pak Yon Machmudi, PhD. 

Enjoy :)

Pertama,

Bagaimana sejarahnya berdirinya Israel?

Israel adalah negara yang didasarkan pada supremasi etnis/agama Yahudi. Resolusi Dk PBB mengecam pemukiman illegal Yahudi, Amerika yang biasanya mendukung semua kebijakan Israael pada kali ini abstain sehingga berakibat merugikan Israel. Yahudi melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Romawi yang membuat mereka terusir dari Jerussalem sedangkan sebagian lain tetap bertahan di sana. Pada abad ke-2 mereka memeluk agama Kristiani dan pada abad ke-7 Islam datang ke Jerussalem dan mengislamkan Sebagian besar penduduknya.

Kedua,

Etnis Yahudi :

1. Yahudi Askhenazi : Yahudi kw 1, mereka adalah eksodus dari Rusia ke Amerika. Fisik mereka lebih dekat dengan bangsa Eropa.

2. Yahudi Sphardi : Yahudi kw 2, Yahudi yang keluar dari Jerussalem dan menetap di Spanyol. Fisik mereka lebih dekat dengan fisik bangsa Arab.

3. Yahudi Marahim : Yahudi kw 3. Strata tertinggi yang lebih mendominasi.


Ketiga,

Gerakan Zionis – Mencari Homeland

Theodor Herzl mencetuskan berdirinya sebuah negara. Pada kongres ke-6 di Basel diusulkan agar Uganda dijadikan sebagai wilayah untuk orang-orang Yahudi. Namun usulan ini ditolak pada kongres ke-7. Kelompok lain yang dipimpin oleh Nahum tetap mempertahankan rencana pendirian negara Israel.


Keempat,

Deklarasi Balfour

  • Rencana pendirian negara Israel di Palestina semakin kuat.
  • Dukungan Inggris terhadap Gerakan Zionis. Yahudi diuntungkan dengan adanya deklarasi ini karena mereka memiliki hubungan dekat dengan negara Inggris.
  • Deklarasi Balfour ini dianggap sebagai awala bencana bagi rakyat Palestina.


Kelima,

Eksodus besar-besaran Yahudi ke Palestina

Ratusan ribu orang-orang Yahudi datang berbondong-bondong dari berbagai negara di Eropa pindah ke Palestina. Gerakan ini juga diperkuat dengan adanya tragedi Holocoust yaitu pemusanahan etnis Yahudi oleh Nazi. Meluasnya Gerakan anti semit juga semakin menguatkan Gerakan Zionisme untuk mendirikan sebuah negara di Palestina.


Keenam,

Pendirian Negara Israel

Pada tahun 1947 Ingrris menyerahkan mandat Palestina ke PBB, dimana Yahudi semakin kuat dan Palestina semakin lemah. Munculnya Gerakan anti Yahudi hampir di seluruh negara Arab.

Beberapa bom meledak di kota Bahgdad, Irak. Bom ini ini meledak di sejumlah pemukiman Yahudi. Oleh karena itu pada 8 Maret 1951 sekitar 120.000 orang Yahudi eksodus ke Palestina.

Warga Yahudi di Timur Tengah Eksodus ke Israel
Semakin menguatnya kebencian terhadap etnis Yahudi dari golongan bangsa Arab. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Israel.


Ketujuh,

Bagaimana dampak konflik Israel bagi Kawasan Timur Tengah

Konflik Palestina – Israel berdampak pada perekonomian, politik dan keamanan bagi negara-negara Arab yang berbatasan langsung dengan Israel. Ini erat kaitannya dengan adanya agen-agen Yahudi yang sengaja dikirim ke wilayah-wilayah tersebut untuk merusak keamanan.


Kedelapan,

Perubahan global

1. Abstainnya Obama di akhir masa jabatannya dari mendukung rencana Israel menjadikan Jerussalem sebagai ibu kota Israel.

2. Negara-negara Arab mereposisi hubungan mereka dengan Amerika
Peran Indonesia.

3. Menguatnya dukungan Indonesia terhadap Palestina. Tidak menjalin hubungan bilateral dengan Israel.

4. Komitmen Indonesia memberikan bantuan terhadap Palestina.



Catatan: 

Israel menunggangi Yahudi agar bisa mewujudkan impian mereka mendirikan negara Israel di Palestina.




Nah terakhir adalah sesi pertanyaan:

1. Apa perbedaan Israel dengan Yahudi?

Israel, adalah  ideologi Zionisme yang menginginkan berdirinya suatu negara dengan menindas bangsa lain.

Yahudi, mereka tidak menginginkan adanya negara baru. Mereka hanya ingin mencari homeland tempat tinggal yang aman tanpa menindas orang lain.

Israel mempengaruhi Yahudi agar mendukung mereka mendirikan sebuah negara.

Beberapa sekte Yahudi tidak setuju dengan pendirian negara Israel.


2. Sejak kapan Yahudi mendeklarasikan dukungan mereka terhadap Israel?

Sejak dicetuskannya Gerakan Zionisme oleh Theodor Herzl. Tidak semua Yahudi yang menjadi korban Holocoust setuju dengan pendirian negara Israel. Penindasan Yahudi terjadi di wilayah Eropa yang mengakibatkan munculnya Gerakan anti semit. Sedangkan Yahudi yang berada di wilayah Arab tidak mendapatkan perlakuan seperti itu. Karena Gerakan anti semit inilah muncul sentiment-sentimen kebencian terhadap bangsa Yahudi di seluruh dunia.
Pada awalnya dunia Islam tidak memiliki konflik dengan bangsa Yahudi. Justru konflik ini awalnya muncul di Eropa. Konflik Yahudi – Arab baru ada setelah munculnya deklarasi negara Israel.



Semoga bermanfaat :)

Friday, 10 April 2020

KAJIAN SEJARAH

Alhamdulillah malam ini saya dan adik saya mengikuti kajian sejarah dengan pembicara Ustadz Edgar Hamas, beliau adalah penulis buku "Belajar Dari Negeri Para Nabi". Saya sudah membaca buku itu sejak lama dan bukunya sangat saya rekomendasikan buat kalian yang butuh pencerahan kenapa sih harus suka sama sejarah dan mempelajarinya. Sebab kita hidup di abad sekarang sudah hampir 1400 tahun guys, tapi kita cuma tau sepenggal-sepenggal aja dari masa lalu kita rugi banget. Harusnya kita tahu semuanya dari awal mula penciptaan Adam sampai kita hidup di akhir zaman ini. Semoga kita semua cinta sejarah karena pada hakikatnya sejarah akan terus berulang. Supaya kita gak shock sama kejadian yang gak terduga dalam hidup kita dan juga supaya kita gak bingung cari solusi dari setiap permasalahan hidup kita. Maka, alangkah baiknya kita belajar dari sejarah  :)

Malam ini ada sebuah pesan yang cukup menampar saya yang disampaikan oleh Ustadz Edgar Hamas. Intinya gini guys, 

"Untuk melawan umat dengan karakter seperti Kaum Muslimin, caranya bukan dengan angkat senjata atau dengan berhadapan di Medan tempur. Yang seperti itu terlalu riskan bagi mereka.

Seorang Doktor sejarah di kampus kami, Dr Hamdi Syahin mengungkapkan bahwa petinggi-petinggi zionis memiliki hobi membaca sejarah Islam. Cukup aneh memang. Mereka mempelajari itu supaya menemukan cara untuk melawan Kaum Muslimin yang tidak berubah jadi blunder bagi mereka.

Hal ini juga dikuatkan statement dr Shalih An Nu'ami Yang mengisahkan seorang petinggi zionis yang terperangah ketika membaca sejarah Shalahuddin. Mereka sangat khawatir jika unsur-unsur pembentuk Generasi Shalahuddin itu ada pada generasi umat era kini.

Maka solusi kita pun sama: belajar pula dari sejarah. Bagaimana nenek moyang kita menyelamatkan diri dari fitnah propaganda dan fitnah pecah belah."

Nah sekarang saya akan share beberapa poin yang beliau sampaikan dalam kajian malam ini. Enjoy :)

Pertama,

Kaum muslimin dan Yahudi selalu bertemu dan berhadapan sepanjang zaman. Namun memang sudah sifat mereka, mereka selalu yang menjadi dalang kerusakan di dalam tubuh negeri Kaum Muslimin dan juga dunia pada umumnya.

"Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik."
(Al Maidah 82)

Tapi, prinsip Kaum Muslimin sepanjang zaman tak pernah ada yang namanya kebencian rasisme pada Yahudi. Kaum muslimin selalu menempatkan sesuatu pada tempatnya.


Jika memang ada Yahudi dan Nasrani di sebuah negeri muslim, maka prinsipnya adalah apa yang Allah firmankan dalam Al Mumtahanah ayat 8. "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil".

Namun orang-orang Yahudi, dalam garis panjang sejarah adalah penabuh genderang perang pertama yang membuat tatanan masyarakat menjadi rusak.

1. Bani Nadhir diusir karena memiliki rencana untuk membunuh Rasulullah ﷺ.
2. Bani Qainuqa diusir karena mereka menodai seorang muslimah di pasar mereka.
3. Bani Quraizhah diusir karena meneken kontrak pengkhianatan dengan Orang Quraisy yang datang ke Madinah saat perang Khandaq.

Padahal toleransi Kaum Muslimin nyata buat mereka.

Toleransi Itu Nyata dalam Naungan Islam

Kaum muslimin, Umat Kristiani dan Yahudi hidup damai berdampingan di Palestina selama 400 tahun di era Kekhalifahan Utsmaniyah

Muslims, Christians and Jews lived in peace together in Palestine for 400 Years under the Ottoman rule.. Müslümanlar, Hristiyanlar ve Yahudiler Osmanlı yönetimi altında Filistin'de 400 yıl boyunca huzur içinde yaşadılar.

(Sumber : Ottoman Imperial Archives)


Jadi kesimpulannya, titik temu itu berkali-kali ditemukan ketika Kaum Muslimin yang berkuasa. Namun di banyak sekali episode dimana mereka yang pertama kali meruntuhkan perjanjian perjanjian damai itu.

Ada fakta yang ketinggalan : Menurut Bruce Alan Masters dalam "Encyclopedia of the Ottoman Empire Facts on File Library of World History Gale", selama Kekhalifahan Utsmaniyah memimpin Hongaria, Kekhalifahan banyak menyelamatkan kaum Muslimin dan yahudi dari keganasan inkuisisi Spanyol, kemudian memberikan tempat layak bagi komunitas Yahudi untuk tinggal di sana.



Kedua,

Bagaimana cara mendidik anak jaman now yang banyak dipengaruhi budaya Barat, Yahudi dan Nasrani?

Dan jawaban beliau gini guys,

Ada banyak sekali cara, namun mari kita catat baik-baik ini: dengan meniru segalanya dari kemajuan Barat tidak membuat kita Semaju Barat. Pola pikir meniru buta ini pernah diambil dan dipraktekkan Mustafa Kamal Pasha, tapi jadinya ya Turki seperti itu.


Sudah banyak sekali media-media yang menunjang edukasi, kita maksimalkan. Sebelum ke mana-mana, Al Qur'an utama dan hadits pula pertama-tama. adab didahulukan dan sejarah pun jangan lupa dikajikan. Sebab itu kurikulum generasi hebat zaman dulu hingga kini.

Tidak mesti mempelajari semuanya. Sebenarnya cukup baca Al-Quran. Itu kan sudah meringkas bagaimana cara kita mencounter sifat-sifat dan pekerjaan yahudi. Sudah diberikan spoiler apa isi hati mereka, tinggal kita mau apa tidak sebenar-benarnya mengambil intisari dari kitab kita sendiri.

Sebagai orang yang memang suka sama sejarah, beliau sering menemukan bahwa para putra putri para sahabat Rasulullah ﷺ ternyata memiliki kesamaan pola pendidikan yang mereka dapatkan.

Salah satunya diabadikan oleh Ali Zainal Abidin, cucunya Ali bin Abi Thalib ketika beliau berkata, "kami diajari sejarah Rasulullah sebagaimana kami diajari Al Qur'an."

Manhaj orang-orang shalih di era lalu dan sampai kini salah satunya adalah mengenalkan anak-anaknya tentang kehidupan generasi shalih terdahulu. Agar apa?


Agar anak jadi punya pondasi siapa yang harus mereka teladani. Agar anak punya visualisasi kira-kira bagaimana cara menjadi muslim dengan modelnya adalah orang-orang shalih yang diceritakan oleh orangtua mereka.


Ketiga,

Apa beda Bani Israel dan orang Israel sekarang ini yang menjajah Palestina?

Jawaban beliau gini guys,

Bani Israil adalah anak keturunan nabi Yaqub. Israel adalah nama alias Nabi Yaqub alaihissalam. Nah, dalam Al Qur'an, penyebutan Bani Israil selalu berkonotasi positif: disuruh bersyukur, disuruh mengingat nikmat, diberikan amanah kenabian.


Nah adapun nama Israel sekarang itu bahasa sederhananya adalah nama catutan untuk meligitimasi agenda zionisme yang sebenarnya tidak disetujui juga sama orang-orang Yahudi. Sebab dalam kepercayaan Yahudi, berkumpulnya Yahudi di Palestina di akhir zaman justru akan jadi pertanda kehancuran mereka. Wallahu alam.

Keempat,

Unik juga memang ketika orang-orang bilang bahwa Yahudi itu kuat dan berdaya, Yahudi itu punya segala sumber daya. Padahal Allah menyifati mereka dalam Al Qur'an sebagai "tidak mengerti" dan "tidak ngakal" (QS Al Hasyr 13-14)

Seorang Ulama berkata, "kita ini seharusnya malu, berhadapan dengan kaum yang Allah gambarkan sebagai kaum yang tak mengerti dan kaum yang tak ngakal."

Tapi memang realitasnya mereka sekarang yang punya banyak hal di dunia ini. Namun Allah sudah memberikan sinyal bahwa memang Yahudi ini akan membuat kerusakan besar di muka bumi dua kali. "Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS Al Isra 4)


Kita sebagai muslim percaya bahwa janji Allah akan memenangkan Kaum Muslimin (An Nur 55) namun mari kita mengingat apa kata Imam Malik bin Anas, "Umat akhir zaman ini tak akan bisa terbaiki kecuali dengan sesuatu yang memperbaiki generasi awalnya."


Kelima,

Membaca sejarah dengan jernih akan membuat kita sadar bahwa ternyata kita sama di posisi Shalahuddin.

Saat itu umat sudah pusing melihat perpecahan dimana-mana, Palestina dijajah dan bahkan didirikan 5 negara salib Eropa di atasnya. Negeri-negeri muslim seakan tak peduli dan pemimpin umat bergiat menaikkan pajak, bukannya mempraktekkan zakat.

Di tengah krisis multidimensi itu, ternyata memang selalu ada yang memecah kesunyian pada akhirnya. Seperti Imaduddin Zanki, Nuruddin Zanki dan kemudian di finishing touch oleh Shalahuddin Al Ayyubi.

Jadi jangan pernah kita merasa bahwa kita sendiran dan hanya kita yang mengalami ini.

Yahudi tidak akan pernah mengenal bahasa perdamaian. Hal itu dikatakan berkali-kali oleh orang-orang hebat seperti Dr. Abdul Aziz Ar Rantissi, Khaled Meshaal dan Ismail Haniya.


Tidak pernah bisa yang namanya Israel dan negara Palestina berdiri seirama di tanah suci Palestina.


Penutup

Kita semuanya hendaknya melihat kembali ke Al Qur'an untuk bersikap. Sebab di sana memang ada segala hal yang menjelaskan pada kita bagaimana karakter manusia: ada yang dijuluki sebagai "maghdub" ada juga yang dijuluki sebagai "dhallin".

Semua itu agar kita mawas dan siaga, bahwa dunia ini bukan tentang lahir, hidup lalu mati. Melainkan ada tugas dan kewajiban yang harus dilakukan, dan ternyata ada tantangan musuh yang harus dihadapi.

Kita tak ingin hidup dalam peperangan. Kita tak ingin hidup dengan punya musuh. Tapi akal nurani kita tak bisa bohong: dua kata "peperangan" dan "musuh" bukanlah hanya sekadar cerita pengantar tidur.

Ia disebut oleh Allah terang-benderang. Namanya Yahudi, dan ia akan terus jadi penentang suburnya dakwah Islam sampai kelak pohon dan batu di negeri Palestina berbisik pada seorang muslim, "ini, ada Yahudi bersembunyi di belakangku, lawanlah ia."


Selamat berjuang. "Jika kita sudah terjun ke Medan tempur, janganlah keluar kecuali menjadi pemenang", kata Jehad Turbani.


Semoga bermanfaat :)

10/4/2020

Thursday, 9 April 2020

HOW TO BE PRODUCTIVE WITH WRITING

Kondisi wabah pandemi global kali ini menuntut kita untuk selalu stay di rumah,  kalau mau keluar rumah hanya keperluan mendadak saja yang tidak bisa ditunda. Nah belakangan, saya mencoba untuk tetap mendengar kajian-kajian secara online dari orang-orang hebat yang banyak disebar informasinya lewat Instagram, WhatsApp group, dan lain sebagainya.

Alhamdulillah ada teman saya dari LIPIA yang mengajak saya untuk mengikuti kajian kepenulisan. Saya dari dulu pengen bisa nulis buku. Tapi suka bingung nulis apa ya. Saya bukan seorang penulis, tapi sangat suka membaca karya para penulis yang pandai merangkai kata demi kata di dalam karya-karya mereka. Dan apalagi kalau dengar kisah kisah para Ulama atau bahkan peradaban Islam maju pada saat itu karena kemajuan literasinya, pasti rasanya tertampar sekali untuk memaksa diri agar menulis. Nah judul tulisan blog ini sebenarnya adalah judul kajian online bersama Muhammad Kamal Ihsan, Lc atau yang biasa dikenal dengan Hangka. Beliau adalah mahasiswa pascasarjana Universitas Al-Azhar Mesir, dan juga seorang penulis buku yang berjudul "5 Titik 1 Koma" dan "1/4 Nanti dan Kembali". Insya Allah saya akan membagikan beberapa poin penting yang beliau sampaikan dalam rangka membangun semangat kita dalam menulis. Enjoy :)


"First"


Katakan, pada diri sendiri; penulis yang baik adalah ia yang berani memulai kemudian berani mengakhiri. Tidak pernah ada penulis yang gagal kok, yang ada hanya penulis yg kurang bertanggung jawab terhadap dirinya dan tulisannya sendiri. Maka dari malam ini kita punya tekad, terhadap apa yang kita tulis, akan kita tuntaskan, akan kita selesaikan.

Berani?

Pernah ngga, mulai nulis; tiba2 kepikiran, "Ini bagus ngga ya," 

"Ini pas ngga alurnya,"

"Ini nyambungg ngga sih, ah sudahlah! Berhenti aja."

Hal kaya gini lumrah banget ada pada penulis. 

Hampir semua penulis malahan merasakan ini. Tapi ada yang membedakannya kok, antara ia yang gagal dalam tulisannya dan ia yang berhasil dalam tulisannya. Ia yang berhasil terkdang menang dlam bersikap dan menyikapi, ia yang gagal cenderung salah menisbahkan motivasi. Penulis yang berhasil adalah penulis yang berhasil mengakhiri apa yang telah ia mulai, sejelek apapun itu, serancu apapun itu. Selama tulisan itu bisa kita akhiri, kita telah berhasil. Berhasil untuk mulai mengeja hikmah dan evaluasi untuk jadi lebih baik lagi kedepannya.

Lalu apa aja yang perlu kita lakukan?


Sering banget muncul pertanyaan;

Apa yang harus dimiliki agar kita sanggup menulis? 

Pertanyaan ini sebenarnya tidak mudah dijawab. Sebagian orang mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam menulis sangat dipengaruhi oleh mood. Kalau lagi mood maka seseorang akan dengan mudah menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Jika tidak mood maka kita akan kesulitan dalam menulis. tidak mood maka kita akan kesulitan dalam menulis.

Benarkah demikian? Jangan terlalu terkurung oleh mood. Saya teringat kata-kata Mohammad Fauzil Adhim dalam bukunya Inspiring Words for Writers. “Banyak orang menunggu mood untuk menulis. Sementara bagi sebagian lainnya, mood untuk menulis muncul karena keinginan untuk menyampaikan ilmu dan kebenaran”. Artinya, seorang penulis semestinya tidak tergantung oleh mood ketika menulis. Kalau bukan mood yang menggerakkan seorang penulis maka keinginanlah yang sebenarnya menggerakkan.

Kamu ingin membangkitkan keinginanmu maka bangkitkan pula 
komitmenmu. 

Komitmen pada apa? Komitmen pada kebenaran terhadap gagasanmu. Mulailah membuka mata terhadap lingkungan. Ada banyak permasalahan dan fenomena di sekeliling kita yang akan memantik ide dan gagasan. Misalnya fenomena COVID-19 yang saat ini sedang melanda dunia. Begitu kita memiliki komitmen terhadap permasalahan, ide kita akan mengalir deras. Komitmen itu akan melahirkan kepeduliaan dan rasa saling berbagi terhadap sesama. Itu yang biasa saya sebut 'ketuk hati terdalam, lalu lihat sedalam apa semesta akan mengetuk rasa peduli kita terhadap semesta'.

Selama kalian tahu, ada banyak banget hal di sekeliling kita yang bisa jadi sumber inspirasi, tapi berhubung kitanya cuek dan terlalu apatis, makanya kelewat gitu aja idenya. 

Sebelum menulis, hal yang menurut kk paling penting kita miliki lagi adalah motivasi.

Motivasi dan visi  memang mendapat perhatian sangat besar. Jika kamu orang yang memiliki motivasi sangat tinggi, tidak ada yang tidak mungkin untuk kamu pelajari, tidak ada yang tidak mungkin untuk kamu kuasai.

Jika kita penuh motivasi maka kita akan cenderung memiliki percaya diri dan efikasi diri tinggi. Apakah efikasi diri itu? Secara sederhana, efikasi diri merujuk pada keadaan ketika seseorang memiliki keyakinan yang sangat kuat untuk dapat menguasai sesuatu dengan baik melalui proses belajar, meskipun saat ini ia belum menguasai. “Jika saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat menulis, insya Allah, saya akan dapat menguasainya dengan baik.” Inilah keyakinan yang apabila ada pada diri kita akan membuat kita sangat bergairah mempelajari segala sesuatu yang menarik perhatian, termasuk menulis.

Maka sebelum kita lebih jauh belajar hari ini, sama-sama kita tanyakan, 

Mood atau keinginan?
Komitmen atau tuntutan?
Pelarian atau kesenangan?

Setelah kita mulai serius untuk benar-benar menulis secara profesional.

Maka ingat!

Menulis bukan sekedar bermain kata-kata. Menulis merupakan proses untuk menuangkan gagasan dan gagasan lahir dari pengetahuan. Sesungguhnya pengetahuan melahirkan keteraturan berbahasa, sedangkan kuatnya tujuan dan komitmen membangkitkan ketajaman kata. Jadi, agar tulisan kita mengalir, kita perlu memperkaya pengetahuan. Jika kita tidak memiliki pengetahuan lalu apa yang akan dituliskan? Kita perhatikan tulisan mahasiswa fakultas ekonomi berikut ini.


Pemerintah menghadapi masalah dalam pemilu tahun ini. Banyak kader partai politik menyalahi aturan kampanye, terutama partai-partai besar. Mereka menganggap dirinya berkuasa sehingga menimbulkan banyak kerusuhan. Sementara itu uang-uang palsu mulai beredar di pasaran. Banyak pedagang kecil di pasar menerima uang palsu sebagai alat tukar pembelian. Mereka kebanyakan orang-orang polos dan sulit membedakan uang kertas asli dan yang palsu.

Ambigu bukan?

Pembaca akan kesusahan untuk menangkap isi tulisan di atas. Tidak jelas apa yang sebenarnya akan disampaikan. Kenapa bisa terjadi? Kurangnya pengetahuan membuat ide kita kurang mengalir dan cenderung berbelit-belit. Masih ingat apa yang diajarkan guru kita ketika pelajaran menulis. Kebanyakan guru-guru menulis menyodorkan sejumlah tema klise; berkunjung ke rumah nenek, bertamasya ke kebun binatang, dan sebagainya. Apa yang terjadi pada siswa yang tinggak serumah dengen neneknya? Apa yang terjadi pada siswa yang tidak tidak pernah bertamasya ke kebun binatang? Tentu mereka akan kesulitan untuk menuliskan tema-tema di atas. Kenapa? Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang tema-tema tersebut.

So then, 
Apa yang harus dipelajari. Pertama, ilmu-ilmu yang terkait dengan bidang yang akan ditulis. Ilmu-ilmu tersebut dapat diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu, setiap penulis haruslah pembaca yang hebat. Kedua, ilmu-ilmu tentang menulis. Kalau ingin tulisan kita terdiri dari kalimat-kalimat yang kuat maka kita perlu belajar cara menyusun kalimat yang baik. Agar tulisan kita tersusun secara sederhana dan berbobot maka kita perlu belajar logika bahasa.

Jadi satu-satunya cara untuk menambah pengetahuan adalah dengan membaca atau secara langsung terjun menyentuh pengalaman tersebut.

Jadi kita sama-sama nanya nih, kita pengen jadi penulis yang bagus, udah jadi pembaca yang bagus belum?

Membaca dan menulis merupakan 'sahabat' dekat yg tidak bisa dilepaskan. Keduanya harus berjalan seiringan, tidak satu persatu. Artinya,  hanya membaca tetapi tidak mau menulis, atau menulis terus tetapi tidak mau membaca, maka tidak elok kelihatannya. Jika seseorang hanya menulis, tetapi tidak mau membaca, yakinlah tulisannya hanya semacam pesan kosong atau sebuah igauan di tengah hari bolong. Jadi, jika kita simpulkan, bahwa orang yang ingin menjadi penulis hebat, harus pula menjadi pembaca yang hebat, dan begitu sebaliknya. Keduanya saling berkesinambungan dan bisa dipisahkan.

1. LANGKAH PERTAMA 

Cari dan temukan idemu dan jadilah PENCARI SEJATI!

Dalam artian seperti ini, hal pertama yang harus kita selesaikan sebelum membuat karya adalah selesai dengan ide, konsep, dan gagasan itu sendiri. Apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain? Apa yang ingin kita tinggalkan di hati pembaca sebagai kesan bagi mereka? Apa manfaatnya bagi kita (AMBAK) dan apa manfaatnya bagi orang di sekitar kita? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk ditanyakan pada diri kita sendiri.

Kemudian, ide itu bisa kita dapatkan dari mana saja, dari siapa saja, dan bagaimana pun bentuknya. Ia tidak perlu baru, kita bisa memodifikasi dengan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) karya-karya yang sudah ada, lalu kita kemas dengan bentuk yang berbeda dan lebih spesial. Ingat meniru boleh asal jangan PLAGIAT

Dari mana dapat ide?
1. Dari baca buku, koran, komik 
2. Baca artikel, opini, karya ilmiah
3. Nonton film, youtube, atau televisi
4. Ngobrol dengan keluarga,  teman
5. Status - status di medsos
6. Peristiwa dan fenomena di sekitar kita
7. Kitab Suci (Al-Quran, injil dll)
8. Pepatah, peribahasa, syair lama
9. Pengajian, tausyiah, ceramah agama
10. Dan sebagainya. 

Apapun yang ada di sekitar kita, jangan biarkan lewat begitu saja. Bawalah selalu catatan, agar kita bisa mencatatnya. Saat ada waktu, bisa ditulis dengan serius. 

Idenya macam-macam; motivasi, pendidikan, remaja, romantika, bakti kepada orang tua, kerja keras, kesabaran, dan sebagainya.

Maka hal pertama yang harus dilakukan adalah, temukan idemu.

2. LANGKAH KEDUA

Tentukan FASHION kita!

Tentukan mau menulis tulisan jenis apa? Jenis Fiksi atau non-fiksi?

Karena pada prosesnya, pendekatan dua buah jenis karya tulis ini jauh berbeda lo proses pembuatannya pun juga jauh berbeda menurut kaka, mulai dari pembuata draf dan outlinenya, hingga hal-hal mendasar lainnya juga tentu berbeda.

Kalau Fiksi, tulisan berbentuk cerita, ada narasi, tokoh, alur cerita, konflik, kisah hidup. Bisa berbentuk cerita pendek, novel, puisi, komik. 

Kalau maunya fiksi, saran kaka lebih baik konsentrasi dalam bentuk novel. Karena yang diminati penerbit dan pembaca adalah novel.

Sedangkan NON FIKSI bentuknya lebih banyak pemikiran, karya-karya ilmiah,  bukan berbentuk karangan atau cerita.

3. LANGKAH KETIGA

MENCIPTAKAN OUTLINE 
(Daftar Isi) sebaik dan senyaman mungkin, dan PEMETAANnya harus matang.

Kalau seandainya kita menulis tanpa ada plan atau rencana di awal, kaka yakin di pertengahan jalan kita akan stagnan atau mengalami writing block. Kita akan kebingungan untuk meneruskan atau mengakhiri apa yang kita tulis. 

Tulisan tanpa outline, akan menjadikan kita seperi mayat hidup yang ngga tau mau kemana.

Buatlah daftar isi, tidak harus sempurna, namun setidaknya memberikan gambaran besar isi buku kita. Sekali lagi, dengan adanya daftar isi, akan memudahkan kita dalam menuliskan isi buku. 

Daftar isi yang paling dasar adalah 5W dan 1H. What (apa), Why (mengapa), Where (di mana) who (siapa aktornya), dan When (di mana), ditambah 1H, yaitu How (Bagaimana).

Biasanya, kalau untuk tulisan non fiksi, yang paling penting adalah What, Why, dan How. 

Misalnya kita ingin menulis tema tentang "COVID-19". Kita mulai dari What.

WHAT
1. Apa itu kerja COVID-19?
2. Dari mana datangya?
3. Dalam kondisi apa mudah terserang COVID-19?

WHY
1. Mengapa COVID 19 berbahaya?
2. Mengapa COVID 19 penularannya begitu cepaf?
3. Mengapa belum ada penawar untuk virus ini?

HOW
1. Bagaimana COVID 19 mampu melumpuhkan dunia?
2. Bagaimana respon, sikap, dan tindakan para medis, pemerintah, dan masyarakat terhadap COVID 19?

Dan sebagainya. 

Itu daftar isi untuk tulisan non fiksi.


Nah, kalau untuk FIKSI beda lagi

Menulis novel itu sedikit berbeda dengan menulis puisi, cerpen, atau yang lainnya.

Penulis novel itu mata hati, mata rasa, dan mata cakrawala ilmunya dituntut untuk jauh lebih tajam dan dalam. 

Orang yang menulis novel hatinya harus lebih halus dan fleksible dalam meraskan segala bentuk perasaan. Rasa dan instingya harus lebih peka dalam menokohkan penokohan kepada karakter yang dihidupkannya. Dan juga tentu cakrawala pengetahuannya lebih luas, karena penulis novel akan menjalani sebuah skenario perjalanan yang terkadang ia sendiri tak tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita yang digoreskannya.

Sebelum kita masuk dalam pembhasan lebih jauh.

Coba coretkan dalam Lima menit saja sebuah deskripsi tentang sebuah keadaan.

Keadaannya seperti ini.

Ruangan. 

Penculikan.

Takut.


Kemampuan dan nalar kita dalam menggali segala unsur cerita bisa tergambar di sini. 

Silahkan mulai!

Entah disebut apa tempat itu. Ruangan itu hanya sepetak. Jendela dan ventilasinya tertutup rapat. Pengap, bau, dan gelap. Barang-barang berantakan, berhamburan seperti kapal pecah. Lampu redup di tengah ruangan itu sengaja dinyalakan. Memantulkan bayangan dua orang lelaki yang terduduk lemas. Tubuh mereka lebih mirip kayu lapuk, pasrah, benar-benar tidak berdaya. Dua tangan mereka terikat, mulutnya tersumbat sobekan kain lap yang berdebu. Di depan mereka, seorang lelaki tegap memikul senapan type  A-40 sembari menodongkan senapannya ke arah dua orang lelaki yang disanderanya. Dua orang yang terikat itu berusaha memberontak, melawan dengan sekuat tenaga. Namun setelah perlawanan sia-sia itu, satu pukulan dengan gagang senjata bersarang tepat dipelipis salah satu dari tawanan

Dari sebuah pintu reyot, masuk lah seorang lelaki lain dengan perawakan tubuh tidak terlalu tinggi masuk. Mukanya berbeda dengan lelaki Mesir tadi. Tampaknya laki-laki barusan bukan keturunan Mesir. Guratan wajahnya lebih mirip seperti dua tawanan tersebut.

Ini contoh narasi pembuka😁, lalu gimana bikin outline fiksi, Ka?
Bagaimana Daftar Isi untuk tulisan fiksi?

Pertama, kita ciptakan tokohnya siapa saja dan bagaimana sifat mereka. TOKOH dan PENOKOHAN

1. Si A
2. Si B
3. Si C
4. Si D
5. Si E

Dan seterusnya. Ini penting banget, karena alur, konflik, setting cerita akan ditentukan dari tokoh-tokoh ini.

Ceritakan setiap tokoh dengan sifatnya yang mendetail. Usahakan semua tokoh mempunyai keunikan, kalau bisa dengan sifat yang berbeda. Dengan demikian, konfliknya akan mudah diciptakan. 

Kedua, buat narasi sebaik mungkin yang akan menggiring dan mengawali cerita, lalu TENTUKAN KONFLIK apa yang ingin kita ciptakan di dalamnya.

1. Pengenalan tokoh
2. Penggiring Konflik
3. Konflik 1
4. Konflik 2 
5. .....
6.....
7....
8....
9....
10. Puncak konflik
11. Penyelesaian konflik
12. Akhir dari konflik

Kalau di fiksi, gambar besarnya cuma ada di dua bagian besar ini.


Bagaimana Menjabarkan ide Menjadi Daftar Isi?

Banyak caranya.

1. Bisa langsung membuat daftar isinya. Kalau sudah terbiasa, akan menjadi mudah membuat gambar besar buku.

2. Dengan bantuan peta pikiran (mindmap). Peta pikiran adalah gambar besar bagaimana sebuah tulisan akan dibuat.


Cara membuat mind map.

1. Tulis tema atau judul di tengah kertas kosong. Buat lingkaran. 

2. Buatlah cabang-cabang dari tema tersebut. Cabang-cabang ini merupakan penjabaran dari 5W dan 1H seperti penjelasan di atas. 

3. Jika ada penjelasan, buatlah penjelasan dari cabang-cabang itu dalam bentuk poin-poin kecil.

Ini contoh mindmap :)

4. LANGKAH KEEMPAT

Buatlah JADWAL PENULISAN dari setiap bab dalam daftar isi. INI PENTING! PENTING! PENTING

Kalau dalam daftar isi ada 30 Bab, setiap BAB dibuatkan jadwal kapan akan dituliskan. 

Misalnya setiap BAB kita targetkan untuk selesai dalam 1 Minggu. Maka, lihatlah kalender, setiap artikel kita jadwalkan penulisannya sesuai dengan jadwal sesungguhnya di kalender. 

Contoh:

1. BAB 1: 1-7 Januari
2. BAB 2: 8-15 Januari
3. BAB 3: 16-23 Januari
4. BAB 4: 24-30 Januari
5. BAB 5: 1-7 Februari
6. BAB 6: 8-15 Februari
7.
8.
9.
10.
11. Dan seterusnya. 

Begitu seterusnya sampai selesai seluruh BAB. Adanya jadwal inilah yang sekaligus menjadi target kapan penulisan buku akan selesai.


Jadwal inilah kunci kesuksesan penulisan buku. 

Banyak orang hanya punya impian, tetapi tidak mewujudkannya dalam action nyata. Membuat jadwal adalah awal yang sangat bagus.


5. LANGKAH KELIMA

CARI MENTOR , PEMBIMBING yang cocok dengan kita, lalu dengan arahan dari MENTOR mulailah menulis sesuai jadwal. Mentor yang dipilih adalah mentor yang lebih berpengalaman dalam dunia tulis menulis daripada kita loh ya. 

Kenapa harus punya mentor?
Ibaratkan seperti ini, pernah naik gunung? Semisalkan gunung2 tinggi seperti gunung Rinjani?

Apa ada yang mendaki ke sana sendirian ? Ada. Selamat sampai kembali? Jarang. Jika kita ibaratkan mendaki gunung, mentor kita inilah yang akan menunjukkan kita, ke mana kita harus melangkah. Agar kita tidak salah arah.


Upayakan agar apa yang kita kerjakan sesuai dengan jadwal yang sudah kita buat. Ingat, buat hukuman2 kalau kita melanggar.

1. Menulis sesuai target. Kalau satu artikel meleset atau mundur jadwalnya, harus ditutupi dengan lebih cepat menyelesaikan jadwal berikutnya. Sehingga jadwal awal tetap terjaga. 

2. Jangan menunggu satu artikel sampai sempurna. Tulisan awal adalah draft. Jadi revisinya nanti kalau semua artikel sudah selesai. Kalau terpaku satu artikel harus sempurna, tidak akan pernah selesai. 

3. Kalau ada informasi belum lengkap, teruskan saja. Kasih tanda bahwa nanti harus dilengkapi, misalnya dikasih warna merah ataupun digarisbawah merah.



6. LANGKAH KEENAM

Revisi Tulisan. 

Revisi tulisan dilakukan setelah semua artikel selesai ditulis. Apa saja yang direvisi?

1. Tata Bahasa, ejaan baku, Ejaan Yang Benar. Penulisan tata bahasa harus benar, gunakanlah pedoman penulisan yang benar. 

2. Data dan informasi yang kurang. Inilah saatnya melengkapi data-data yang kurang. 

3. Keselarasan antara satu paragraf dengan paragraf lain, juga antara satu artikel dengan artikel lain. 

4. Gaya bahasa disesuaikan dengan target pembaca. Kalau target pembaca orang tua, menggunakan bahasa orang tua. Kalau target pembaca adalah remaja, gaya bahasanya untuk remaja.


7. LANGKAH KETUJUH

Serahkan kepada penerbit. Beberapa persyaratan umum dari penerbit, di antaranya:

1. Tulislah naskah buku yang dibutuhkan banyak orang. 

2. Naskah sudah harus selesai.

3. Dipriint dan dijilid, dikirimkan via pos atau langsung datang ke penerbit. Sertakan soft file dalam bentuk CD atau Flash Disk. 

4. Penerbit akan mengevaluasi sekitar 1-3 bulan apakah naskah diterima atau tidak. 

5. Jangan mengirimkan satu naskah kepada lebih dari satu penerbit. Kirim dulu ke satu penerbit, tunggu jawabannya apakah naskah diterima atau ditolak, baru bisa dikirim ke penerbit lain. 

6. Kalau naskah diterima, akan dipertemukan dengan editor yang tugasnya mengedit naskah kita. 

7. Selesai editing, proses selanjutnya adalah layout dan design. 

8. Kalau design sudah disetujui semua, baru masuk proses percetakan. 

9. Tahap terakhir adalah distribusi ke toko-toko buku. 

10. Penulis mendapatkan royalti 10% dari harga buku. Royalti dibayarkan sesuai buku yang terjual. Biasanya penulis mendapatkan royalti setiap 6 bulan sekali.


8. LANGKAH KEDELAPAN 

Bantu dengan mempromosikan buku karya kita. 

Beberapa hal bisa dilakukan:

1. Promosi di Media Sosial (FB, IG, Twitter, WA, YouTube)
2. Bedah buku, seminar, dan pelatihan. 
3. Membawa buku di setiap kegiatan.
4. Selalu Produktif Menulis.


Semoga bermanfaat :)