Dalam sesi ke 2 Adara Youth pada hari Sabtu, 11 April 2020. Academic Lecture on Palestine dilanjutkan dengan pembicara ke 2 yaitu Pak Shofwan Al-Banna, PhD. Tema kali ini adalah seputar berita Palestina terkini.
Enjoy :)
Sejak munculnya
kasus Covid-19, kondisi bangsa Palestina di bawah jajahan Israel:
1. 3 orang dibunuh, 52 terluka, 267 ditangkap.
2. Adanya check point di setiap jalan masuk, warga Palestina
diberlakukan semena-mena bahkan ada yang langsung dieksekusi di tempat.
Inggris menggulirkan Gerakan anti
Turki di kalangan bangsa Arab sekaligus menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa
Arab. Di sisi lain Inggris juga memberi harapan kepada Israel melalui Deklarasi
Balfour yaitu menyerahkan Palestina ke tangan Israel.
Tahun 1988 PLO memprakarsai adanya
perjanjian damai antara Palestina dengan Israel. Palestina tidak menyetujui
perjanjian damai tersebut karena mereka beranggapan yang melakukan kekerasan
adalah Israel bukan pihak mereka.
Beberapa tahun belakangan Amerika
memperlihatkan keberpihakan mereka terhadap Israel karena mereka meyakini Yesus
tidak akan turun hingga Yahudi menguasai dunia.
Pemerintahan Israel mendukung
ekstrimis Yahudi memasuki Al-Aqsha.
Secara de facto Israel lebih kuat
menguasai tanah Palestina. Mereka mulai membangun pemukiman-pemukiman illegal
di wilayah Palestina yang selama ini demografinya masih dikuasai oleh orang Arab.
Pembangunan settlements sebagai awal
pendirian Haikal Sulaiman:
1. Talmud
2. Proyek infrasktruktur. 35% pemukiman
Yahudi, 22% taman hijau, 30% belum digarap dan 13% wilayah Palestina.
3. Dunia Internasional mendukung
kemerdekaan bangsa Palestina.
Mengapa Amerika mendukung Israel?
Pemerintahan Amerika yang didominasi
oleh kelompok kanan meyakini bahwa Yesus tidak akan turun hingga Yahudi
menguasai dunia.
Raja-raja teluk khawatir mengenai
Arab Spring karena mereka beranggapan hal itu mengancam stabilitas mereka di
Timur Tengah seperti kelompok Ikhwan di Mesir dan jaringan mereka di berbagai
negara. Oleh karena itu mereka menekan kelompok ini. Karena itu perjuangan
mereka bergeser awalnya memperjuangkan Palestina menjadi menundukkan kelompok
regional dan oposisi yang mengancam stabilitas mereka.
Iran menjadi ancaman utama karena
Iran berada di perbatasan Saudi.
Raja-raja teluk menjalin kerjasama
dengan Israel. Mereka tidak lagi memprioritaskan
isu Palestina, meski dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terus bergulir.
Politik domestik Israel semakin
condong ke golongan kanan/radikal. Karena mereka takut akan ancaman yang
menyebabkan mereka semakin radikal dengan membangun tembok dimana-mana dan
menembaki siapa saja.
Israel semakin terisolasi di PBB
karena mayoritas negara di dunia mendukung Palestina dan mendorong warga dunia melakukan
boikot terhadap produk Israel.
Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment